Taliwang, KOBAR – Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) harus memiliki data petani yang terkena dampak kekeringan, jadi pendataan yang harus dilakukan bukan sekedar luas lahan dan lokasi yang merasa dampak kekeringan, termasuk harus ada kesanggupan pemerintah untuk memberikan bantuan kepada mereka yang merasakan dampak kekeringan.
“Petani yang menjadi korban atau yang merasakan dampak dari musibah kekeringan harus menjadi perhatian serius pemerintah untuk diberikan bantuan, karena dampak ekonomi yang dirasakan para petani selama musim kemarau saat ini cukup besar, dimana para petani tidak bisa melakukan aktifitas yang menghasilkan pendapatan, sementara kebutuhan rumah tangga harus tetap terpenuhi,” ucap pemuda asal Fajar Karya, Zulkarnain MPd melalui releasenya.
Masih keterangan Zulkarnain yang juga dosen Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) itu, selama ini kita sering mendengar bahwa korban banjir, korban kebakaran dan korban insiden lain akan diperhatikan pemerintah untuk diberikan bantuan, bahkan dalam waktu tidak terlalu lama sudah mendapatkan bantuan, namun kenapa tidak pernah terdengar apa bentuk bantuan yang akan diberikan pemerintah kepada para petani yang sudah lama tidak melakukan aktifitas atau menggarap lahannya.
Ironisnya lagi, pemerintah sepertinya tidak memiliki data akurat tentang jumlah petani yang merasakan dampak kekeringan tersebut, karena memang belum ada konsep yang akan dilaksanakan untuk diberikan bantuan. “Kami sendiri kesulitan untuk mendapatkan data dari pemerintah KSB, jadi bisa saja bahwa pemerintah memang tidak memiliki data tentang jumlah petani secara ril, termasuk yang merasa dampak,” cetusnya.
Pada kesempatan itu kandidat doktor ilmu politik pendidikan itu berharap kepada pemerintah untuk menyusun konsep jangka pendek terkait dengan masalah petani, sehingga persoalan petani tidak hanya menjadi komuditi politik atau kepentingan kelompok tertentu. “Momen itu dapat menjadi bukti bahwa pemerintah memang belum serius memperhatikan persoalan petani, padahal saat ini petani sedang “menangis” akibat dampak kekeringan,” Keluhnya.
Terkait dengan bantuan yang pernah diberikan pemerintah untuk petani, baik berupa benih, pupuk ataupun hand traktor dinilai bukan bantuan yang diberikan kepada petani yang merasakan dampak kekeringan, namun lebih pada penerapan program pemerintah. “Bantuan seperti itu memang mendukung produksi pertanian, tetapi bukan yang diharapkan saat petani merasakan dampak kekeringan,” timpalnya lagi.
Zulkarnain berharap dalam beberapa waktu mendatang, Warga Sumbawa Barat yang berada di luar KSB saat ini hendak mendengar ada terobosan pemerintah atau program untuk membantu para petani, karena memang bantuan dalam keberlanjutan hidup sangat dibutuhkan saat ini. “Pasti tidak sedikit petani yang kesulitan makan untuk saat ini, karena memang mereka tidak bisa melakukan aktifitas untuk menghasilkan pendapatan,” bebernya.
Pada dasarnya, petani yang berada di KSB tidak harus merasakan dampak kekeringan, mengingat kawasan geografis di Bumi Pariri Lema Bariri masih cukup luas cakupan hutan yang bisa membantu meningkatkan produksi air, namun tidak banyak upaya pemerintah mempersiapkan diri dalam menghadapi musim kering seperti saat ini. Buktinya, alur irigasi yang dibutuhkan tidak bagus mengaliri air dan bendungan yang ada belum mampu menampung debit air terlalu banyak, sehingga saat musim kering seperti sekarang ini pasti berdampak langsung.
“Program jangka panjang pemerintah KSB dan semoga bisa dituang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2015 mendatang adalah pembangunan bendungan yang akan menampung debit air, agar musim kering di tahun mendatang tidak terlalu berdampak pada petani,” harapnya. (kimt)
About The Author
Trending di KOBARKSB.com
- 53Taliwang, KOBAR - Pemerintah Desa Kertasari Kecamatan Taliwang memberikan bantuan sembako kepada warga miskin. Bantuan yang berupa mie instan dan air minum, kecap dan saos itu akan diserahkan kepada 66 warga miskin di Desa Kertasari, bahkan ada kemungkinan mencapai 100 Kepala Keluarga (KK) yang akan menerimanya. Kades Kertasari, Burhanuddin SH, yang…
- 46Taliwang, KOBAR - Akses jalan menuju Desa Kertasari masih dalam kondisi rusak, padahal sesuai perjanjian bersama antara DPRD Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) dengan pihak pemerintah bahwa akses itu harus sudah rampung dikerjakan pada tahun anggaran 2014, tetapi sampai dengan saat ini, baru 3 kilometer yang sudah dikerjakan. Pekerjaan jalan menuju desa…
- 41Taliwang, KOBAR - Beberapa lokasi di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) yang mengalami kekeringan sampai tidak bisa terpenuhi air bersih telah dilayani dengan cara droping air bersih menggunakan mobil tangki, tetapi tidak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Desa Mantar. Kesulitan air bersih yang dirasakan masyarakat Mantar saat ini telah diketahui pihak pemerintah,…
- 41Taliwang, KOBAR - Kondisi ruang pelayanan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil), Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), dikeluhkan warga setempat. Meski biaya pembuatan administrasi kependudukan sudah sejak lama digratiskan, namun warga menyayangkan, bahwa faktor pendukung pelayanan di instansi itu dinilai belum memenuhi standar mutu sebuah kantor pelayanan publik. Ruang pelayanan sempit, hingga…
- 39Taliwang, KOBAR - Rencana PT. Bumi Pasir Mandiri (BPM) dengan Perusahaan Listrik Tenaga Uap (PLTU) untuk membangun dermaga di Labuhan Kertasari tidak boleh diberikan rekomendasi, karena rencana itu akan melanggar Peraturan Daerah (Perda) nomor 2 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Selain melanggar konstitusi, rencana itu juga ditentang oleh…
- 39Brang Rea, KOBAR - Untuk memastikan Musim Tanam (MT) kedua tahun 2020, Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (BPSDA), Pulau Sumbawa melakukan rehabilitasi saluran irigasi yang rusak akibat diterjang banjir, di Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Sumbawa Barat, pada Minggu (19/4) pagi tadi. "Kita perbaiki saluran irigasi untuk memperlancar kesediaan…
Eksplorasi konten lain dari KOBARKSB.com
Mulai berlangganan untuk menerima artikel terbaru di email Anda.