Yogyakarta, KOBARKSB.com – Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah mengumumkan hasil hisab awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1445 H. Penentuan ini dilakukan dengan menggunakan kriteria Wujudul Hilal, sebuah metode yang mengharuskan pemenuhan tiga syarat secara kumulatif.
Menurut kriteria tersebut, bulan kamariah baru dimulai pada hari ke-29 saat matahari terbenam, asalkan telah terjadi ijtimak sebelum matahari terbenam dan pada saat matahari terbenam, bulan masih terlihat di atas ufuk. Jika satu dari ketiga kriteria tersebut tidak terpenuhi, bulan baru dimulai pada hari ke-30.
Awal Ramadan
Pada hari Ahad Legi, 29 Syakban 1445 H atau bertepatan dengan 10 Maret 2024 M, ijtimak jelang Ramadan 1445 H terjadi pukul 16:07:42 WIB. Pada saat matahari terbenam di Yogyakarta, Bulan berada di tinggi +00° 56′ 28″ (hilal sudah wujud). Hal ini berarti, pada hari yang sama, di wilayah Indonesia, Bulan tampak di atas ufuk saat matahari terbenam, kecuali di Wilayah Maluku Utara, Papua, Papua Barat, dan Papua Barat Daya.
Dengan demikian, tanggal 1 Ramadan 1445 H jatuh pada hari Senin Pahing, 11 Maret 2024 M, menandai awal bulan suci bagi umat Islam di Indonesia. Keputusan ini diambil berdasarkan perhitungan yang cermat dan kriteria yang telah ditetapkan untuk menentukan kedatangan bulan Ramadan sesuai dengan tata cara yang telah ditetapkan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Awal Syawal
Berlanjut pada penentuan awal bulan Syawal 1445 H, pada hari Senin Kliwon, 29 Ramadan 1445 H, yang bertepatan dengan 8 April 2024 M, ijtimak jelang Syawal belum terjadi. Situasi berubah pada hari Selasa Legi, 30 Ramadan 1445 H, yang bertepatan dengan 9 April 2024 M, di mana ijtimak jelang Syawal 1445 H akhirnya terjadi pada pukul 01:23:10 WIB.
Pada saat matahari terbenam tanggal 9 April 2024 M di Yogyakarta (( = -07( 48( LS dan ( = 110( 21( BT, tinggi Bulan mencapai +06( 08( 28( (hilal sudah wujud). Di seluruh wilayah Indonesia, Bulan tampak di atas ufuk saat matahari terbenam, menandakan awal bulan Syawal.
Dengan demikian, tanggal 1 Syawal 1445 H jatuh pada hari Rabu Pahing, 10 April 2024 M. Keputusan ini diumumkan berdasarkan perhitungan cermat yang mengikuti kriteria Wujudul Hilal dan menegaskan kedatangan bulan Syawal sesuai dengan tata cara yang telah ditetapkan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Umat Islam di Indonesia merayakan Idul Fitri sebagai tanda berakhirnya bulan suci Ramadan dan memulai bulan Syawal yang penuh berkah.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, menegaskan, bahwa penentuan ini dilakukan bukan untuk mendahului pihak manapun. Karena Maklumat ini merupakan suatu yang lumrah dilakukan oleh Muhammadiyah dan organisasi lain.
“Kami PP Muhammadiyah tidak mendahului siapapun, pengumuman dan maklumat ini hal yang lumrah terjadi pada setiap tahun. Sebagian juga berbagai organisasi Islam mengeluarkan, bahkan negara itu juga mengeluarkan,” kata Haedar.
Haedar menjelaskan, Maklumat yang dikeluarkan oleh PP Muhammadiyah ini adalah normal. Terkait dengan lebih dahulu keluar, karena Muhammadiyah dalam menentukannya menggunakan metode Hisab Wujudul Hilal Hakiki.
Maka jika nanti di depan akan terjadi perbedaan, Guru Besar Sosiologi ini berpesan supaya tidak menimbulkan polemik. Sebab Maklumat ini tidak mendahulu, juga tidak meninggalkan siapapun.
“Mungkin nanti ada yang beda, seperti juga setiap tahun di kelompok-kelompok kecil juga ada beda di tanah air, maka baik kesamaan maupun perbedaan itu harus sudah menjadikan kaum muslim untuk terbiasa toleran – tasamuh,” pesannya.
“Sehingga pesan ini justru akan memperkuat niat kita dalam beribadah karena memang lagi masih ada, dan perbedaan metode maka akan selalu terjadi perbedaan dalam penentuan awal Ramadan, Idulfitri, dan Iduladha,” imbuhnya.
Oleh karena itu, dia berharap Kalender Islam Global segera diterima oleh semua kalangan. Sebab kalender ini mendesak untuk disepakati untuk mengurangi perbedaan-perbedaan karena masalah penentuan waktu.
“Ini adalah utang peradaban Umat Islam. Karena Umat Islam ini kan dengan perintah iqra’, ia harus menjadi umat dan bangsa yang berpikir,” kata Haedar.
Persamaan maupun perbedaan yang jika nanti ada, Haedar berharap tidak menghilangkan makna penting ibadah Puasa Ramadan, Idulfitri, Iduladha untuk melahirkan dan pengalaman keislaman yang lebih baik.
“Jadi kalau berbeda malah tidak perlu ribut, termasuk di media sosial. Apalagi saling menghujat dan saling menyalahkan, yang membuat nilai ibadahnya jadi berkurang,” pesan Haedar.
Ibadah yang dijalankan oleh Umat Islam diharapkan semakin memperkaya spiritualitas, kesalihan, serta memperluas relasi sosial sesama. Selain itu, umat juga diharapkan saling toleran, bersatu dalam keragaman, serta membawa kemajuan bangsa. (knda)
About The Author
Trending di KOBARKSB.com
- 89Mataram, KOBARKSB.com - Sekretaris Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Mars Ansori Wijaya, memaparkan kesiapan penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun 2024 di hadapan jajaran Kepolisian Daerah Provinsi NTB, Selasa, (6/8). Paparan tersebut berlangsung di Lombok Raya dan menitikberatkan pada landasan hukum, tahapan yang telah dilaksanakan,…
- 87Informasi lowongan kerja hari ini datang dari PT Trakindo Utama (Trakindo). Trakindo adalah penyedia solusi alat berat kelas dunia untuk alat berat dan engine Caterpillar di Indonesia. Trakindo didirikan pada tahun 1970 oleh AHK Hamami dan telah menjadi distributor resmi untuk Caterpillar sejak tahun 1971. Trakindo mengundang Anda; pelopor, inovator,…
- 86Taliwang, KOBARKSB.com - PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) dilaporkan akan merehabilitasi 6 ribu hektar hutan di Pulau Lombok. Akan tetapi tak sejengkal pun hutan di Pulau Sumbawa bakal direhab. "Aneh, masa selama 5 tahun hutan di Pulau Lombok yang direhabilitasi. Tapi hutan di Pulau Sumbawa tidak, kan janggal," kata…
- 85Mataram, KOBARKSB.com - Beberapa Kepala Daerah di Indonesia dilaporkan akan berhenti pada tahun 2023. Termasuk Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Zulkieflimansyah. Selain Gubernur, 3 Kepala Daerah di NTB juga akan purna tugas pada tahun 2023, yaitu; Wali Kota Bima, Muhammad Lutfi, Bupati Lombok Timur, M Sukiman Azmy, dan Bupati Lombok…
- 84Oleh: Antonius Widiyo Utomo Sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah memiliki peran penting dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Mulai di bidang pelayanan sosial, upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui lembaga-lembaga pendidikannya, menghadirkan layanan kesehatan, melakukan pengembangan ekonomi, penanganan kebencanaan dan aktivitas Filantropi. Kini, organisasi yang didirikan oleh KH…
- 83Adalah suatu kebanggaan tersendiri menjadi warga Nusa Tenggara Barat (NTB). Bagaimana tidak! Hampir semua event balap motor yang paling populer di dunia diselenggarakan di 2 pulau besar yang ada di provinsi ini, yakni, Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Hal itu dipastikan oleh Gubernur NTB, Zulkieflimansyah, kemarin, bahwa mulai tahun depan,…
Eksplorasi konten lain dari KOBARKSB.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.