Muhammadiyah atau juga dikenal sebagai Persyarikatan Muhammadiyah adalah sebuah organisasi masyarakat Islam di Indonesia. Organisasi ini didirikan pada tahun 1912 oleh KH Ahmad Dahlan di kota Yogyakarta sebagai gerakan sosial keagamaan reformis, yang menganjurkan ijtihad, interpretasi individu terhadap Al-Qur’an dan Sunnah, sebagai lawan dari taqlid, sesuai dengan interpretasi tradisional yang dikemukakan oleh para ulama.
Muhammadiyah memainkan peran penting dalam perluasan salafisme di Indonesia. Sejak didirikan, Muhammadiyah telah mengadopsi platform reformis yang memadukan pendidikan agama dan sekuler, terutama sebagai cara untuk mempromosikan mobilitas Muslim ke atas menuju komunitas ‘modern’ dan untuk memurnikan Islam Indonesia dari praktik sinkretis lokal.
Muhammadiyah terus mendukung budaya lokal dan mempromosikan toleransi beragama di Indonesia. Sementara beberapa perguruan tinggi milik Muhammadiyah, sebagian besar dimasuki oleh non-Muslim, terutama di provinsi Nusa Tenggara Timur dan Papua. Muhammadiyah juga menjalankan rantai besar rumah sakit amal, dan mengoperasikan 128 universitas pada akhir 1990-an.
Muhammadiyah di Sumbawa secara resmi telah ada sejak tahun 1940. Menurut Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Sumbawa, H Ahmad Jama’an MY, bahwa pada tanggal 6 Mei 1940, warga Muhammadiyah Sumbawa mengirimkan surat ke HB (sekarang Pimpinan Pusat) Muhammadiyah untuk mengesahkan Group Muhammadiyah Sumbawa Besar. Lalu kemudian pada tanggal 29 Mei 1940, terbitlah Surat Keputusan dari PP Muhammadiyah tentang berdirinya Group Muhammadiyah di Sumbawa Besar.
Mulailah Muhammadiyah Sumbawa bergeliat. Tetapi sayang, ketika terjadi pendudukan Jepang di Indonesia, membuat pertumbuhan Muhammadiyah di Sumbawa menjadi stagnan. Baru pada tahun 50-an Muhammadiyah Sumbawa menggeliat kembali, ketika Group Muhammadiyah Sumbawa Besar menjadi Pimpinan Cabang Muhammadiyah. Pada tanggal 1 September 1952 muncullah amal usaha Muhammadiyah yang pertama, berupa SMP Muhammadiyah Sumbawa di kota Sumbawa Besar. Murid sekolah ini tak hanya berasal dari Sumbawa tetapi juga dari Dompu dan Bima.
Muhammadiyah Sumbawa terus bergerak, akhirnya pada tahun 1962, menurut Ahmad Jama’an, Pimpinan Cabang Muhammadiyah di ibukota kabupaten ditingkatkan menjadi Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sumbawa. Dengan ditingkatkan menjadi Pimpinan Daerah ini maka Muhammadiyah Sumbawa membentuk sejumlah Pimpinan Cabang Muhammadiyah di kecamatan yang ada di Kabupaten Sumbawa.
Kemudian satu persatu Cabang berdiri di Sumbawa, Cabang Alas berdiri 25 Januari 1964, Cabang Taliwang 15 Juli 1964, Cabang Ai’ Paya 25 Juli 1964, Cabang Mapin 20 September 1964, Cabang Seteluk 9 Agustus 1965, Cabang Empang 18 November 1965 dan Cabang Bu Er 1 Desember 1965. Sedangkan sejumlah Cabang lain yang berdiri tidak diketahui kapan berdirinya, diantaranya, menurut Jama’an, Maronge, Plampang, Labuhan Sumbawa, Utan, Jurumapin, Lape, Moyo, Lenangguar, Lunyuk, Jereweh, dan Semamung.
Namun dengan adanya pemekaran Sumbawa, pada 20 November 2003, sejumlah Cabang masuk ke Wilayah Sumbawa Barat dengan ibukota di Taliwang. Pimpinan Cabang Muhammadiyah yang masuk ke Kabupaten Sumbawa Barat adalah Cabang Taliwang, Cabang Seteluk, dan Cabang Jereweh. Cabang-cabang tersebut lepas dari tanggung jawab PDM Sumbawa, dan menjadi tanggung jawab PDM Sumbawa Barat.
Muhammadiyah Sumbawa terus bergerak untuk memperluas teritorialnya, namun sampai saat ini belum semua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) ada di Kecamatan yang ada di Kabupaten Sumbawa. Dari 24 kecamatan yang ada di Kabupaten Sumbawa, hanya ada 18 PCM. Menurut Ketua PDM Sumbawa Drs H Fahmi Salim, ada 7 kecamatan yang belum ada PCM-nya.
Ketujuh kecamatan yang belum ada PCM-nya tersebut, adalah; Kecamatan Lantung, Kecamatan Rhee, Kecamatan Moyo Utara, Kecamatan Ropang, Kecamatan Labangka, Kecamatan Orong Telu, dan Kecamatan Unter Iwes. Keberadaan PCM di tempat ini terus diupayakan.
Menurut Fahmi Salim, PDM terus berupaya mendirikan PCM di 7 kecamatan tersebut. Sesuai dengan persyaratan yang ada, untuk mendirikan PCM harus ada 3 Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) terlebih dahulu, karenanya PDM fokus mendirikan PRM terlebih dahulu.
“Kami mencari tanah wakaf untuk mushola sebagai cikal PRM Langkah kedua menghidupkan Organisasi Otonom. Alhamdulillah di Kecamatan Rhee sudah terbentuk Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah,” kata Fahmi.
Namun selain berusaha menumbuhkan Cabang baru di kecamatan yang belum ada cabangnya, pihaknya juga berusaha membuat Cabang baru di Kecamatan yang Muhammadiyah tumbuh subur. Misalnya di Kecamatan Sumbawa, kecamatan ini terdapat dua PCM, PCM Sumbawa dan PCM Lempeh.
“Untuk kecamatan Sumbawa total ada 8 Ranting yang terbagi dalam 2 Cabang Muhammadiyah, PCM Sumbawa dan PCM Lempeh,” tutur Fahmi Salim.
Menurut Fahmi, PCM Lempeh memisahkan diri dari PCM Sumbawa, pada tahun 1985, bersamaan Din Syamsuddin, putra Sumbawa, terpilih menjadi Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). PCM Sumbawa terdiri dari 5 Ranting: PR Samapuin, PRM Pekat, PRM Seketeng, PRM Bugis dan PRM Brang Bara. Sedangkan PCM Lempeh terdiri PRM Lempeng, PRM Uma Sima, dan PRM Brang Biji.
Di Pimpinan Ranting Muhammadiyah Samapuin inilah, Prof Din Syamsuddin berasal. Sejak dia aktif di Muhammadiyah, keluarganya yang berasal dari Nahdlatul Ulama hijrah ke Muhammadiyah. PRM Samapuin menjadi hidup, seluruh peribadatan di Masjid Samapuin, menurut Ketua PRM Fahri, yang juga adik Prof Din Syamsuddin, disesuaikan dengan manhaj Muhammadiyah.
Masjid menjadi tumpuan gerak Muhammadiyah Samapuin. Sehingga masjid yang kecil harus diperbesar untuk menampung gerak Muhammadiyah Samapuin. Oleh Prof Dr Din Syamsuddin kemudian Masjid Al Ihsan itu dibangun lebih besar yang dapat menampung jamaah Muhammadiyah Samapuin.
Peran Prof Din Syamsuddin untuk memajukan Muhammadiyah di tempat kelahirannya bukan hanya membantu PRM Samapuin, menurut Jama’an, juga membantu Muhammadiyah Sumbawa secara keseluruhan. Diantaranya, mengembangkan SMA Muhammadiyah Sumbawa dan Klinik Surya Medika PKU Muhammadiyah Sumbawa di kota Sumbawa Besar. Bahkan saat ini, poliklinik ini akan dikembangkan menjadi rumah sakit.
Selain di Kecamatan Sumbawa, Amal Usaha Muhammadiyah yang berkualitas juga berada di Kecamatan Tarano. Sekolah-sekolah yang dikelola Pimpinan Cabang Muhammadiyah Tarano mempunyai banyak peminat. Bahkan, menurut Jama’an, lebih diminati ketimbang sekolah negeri. ***
– Artikel Ini Pernah Dimuat di Majalah Suara Muhammadiyah, Edisi 21 Tahun 2018
Tentang Suara Muhammadiyah
Majalah Suara Muhammadiyah adalah majalah resmi Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dirintis oleh K.H. Ahmad Dahlan dan Haji Fachrodin. Majalah Suara Muhammadiyah (Soeara Moehammadijah) pertama kali terbit pada bulan Dzulhijjah tahun 1333 H (1915 M). Pemimpin redaksi (hoofdredacteur) pertama adalah Haji Fachrodin. Jajaran redaksi (redacteuren) pertama terdiri dari: H. Ahmad Dahlan, H.M. Hisjam, R.H. Djalil, M. Siradj, Soemodirdjo, Djojosugito, dan R.H. Hadjid. Pengelola administrasi: H.M. Ma’roef dibantu Achsan B. Wadana. Pertama kali terbit, Suara Muhammadiyah hadir sebagai majalah bulanan dengan bahasa Jawa di bawah manajemen Bagian Taman Pustaka Hoofdbestuur (HB) Muhammadiyah Yogyakarta.
Kini, Majalah Suara Muhammadiyah telah berusia seabad lebih konsisten terbit dwi mingguan dengan mengusung motto: “Meneguhkan dan Mencerahkan”. Hadir dengan versi digital dan cetak, Majalah Suara Muhammadiyah yang kini dikelola oleh kader-kader muda Muhammadiyah yang tergabung dalam PT Syarikat Cahaya Media (Amal Usaha Milik Pimpinan Pusat Muhammadiyah), yang siap menjadi corong utama Persyarikatan Muhammadiyah. – KOBARKSB.com –
About The Author
Trending di KOBARKSB.com
- 68Taliwang, KOBARKSB.com - Selama 2 hari terakhir, hujan lebat disertai angin kencang dan petir dilaporkan terjadi di wilayah Taliwang, Sumbawa Barat. Akibatnya, salah satu pohon besar di jalan utama lintas Taliwang-Sumbawa tumbang dan menutupi seluruh bahu jalan. "Telah terjadi pohon tumbang yang menutupi ruas jalan utama lintas Taliwang-Sumbawa, Sabtu, (7/5),…
- 66Taliwang, KOBARKSB.com - Stasiun Geofisika, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Mataram, melaporkan, bahwa pada hari Selasa, 25 Oktober 2022, pukul 09.11.23 WITA, wilayah Sumbawa Barat diguncang gempa bumi berkekuatan M 4,4. Menurut hasil analisis BMKG, episenter gempa bumi ini terletak pada koordinat 9.02° LS; 117.00° BT, atau tepatnya berlokasi…
- 65Taliwang, KOBARKSB.com - Per 27 September 2021, Fud Syaifuddin, dilaporkan telah resmi menjadi Ketua DPD Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), untuk masa bakti tahun 2021-2024. Hal tersebut ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan (SK) DPP Partai Nasdem bernomor 156-kpts/DPP-Nasdem/IX/2021, tanggal 9 September 2021, tentang susunan pengurus DPD Partai Nasdem…
- 65
- 65Brang Rea, KOBARKSB.com - Setelah dilakukan pencarian selama 2 hari di Sungai Brang Rea. Akhirnya, Muhammad Arfan, 8 Tahun, Siswa Kelas 2 Sekolah Dasar yang dilaporkan tenggelam, Selasa, (12/4), sekitar pukul 12.00 WITA, ditemukan Tim Basarnas Gabungan, Rabu, (13/4), sekitar pukul 09.20 WITA, dalam kondisi tak bernyawa. “Korban ditemukan sekitar…
- 65Taliwang, KOBARKSB.com - Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) dilaporkan terus menggalakkan program vaksinasi rabies terhadap Hewan Penular Rabies (HPR) di KSB, terutama anjing dan kucing. "Vaksin rabies gratis dan dapat dilakukan di Puskeswan terdekat atau dapat juga menghubungi petugas kami. Dan bagi 2 ribu ekor anjing yang divaksin rabies…
Eksplorasi konten lain dari KOBARKSB.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.