Surabaya, KOBAR – Karantina Pertanian Surabaya dilaporkan telah melakukan sertifikasi ekspor manggis sebanyak 20 ton, atau senilai Rp 600 juta, untuk negara tujuan China. Sebelumnya, serangkaian pemeriksaan karantina telah dilakukan Pejabat Karantina Pertanian Surabaya di Wilayah Kerja Banyuwangi.
Sebelum diekspor, manggis dibersihkan dengan air mengalir, kemudian terhadap satu-persatu buah yang telah cuci tersebut, dilakukan penyemprotan udara menggunakan kompresor, untuk membersihkan dari kotoran dan debu.
“Tahapan ini juga berfungsi untuk menghilangkan semut dan kutu putih di kelopak buah. Setelah proses pembersihan selesai, manggis akan disortir kemudian diberi label. Dan terakhir manggis dikemas menggunakan kotak kemas khusus berventilasi yang dilapisi kertas,” jelas Anis Sri Wahyuni, Pejabat Karantina Pertanian Surabaya, Selasa, (9/10).
Anis menambahkan, bahwa manggis ini akan diberangkatkan melalui Pelabuhan Tanjung Perak, yang akan dimuat menggunakan 4 kontainer berpendingin dengan ukuran 40 kaki.
Di tempat terpisah, Musyaffak Fauzi, Kepala Karantina Pertanian Surabaya, menjelaskan, bahwa persyaratan ekspor manggis ke China sangat ketat. Beberapa persyaratan harus terpenuhi, termasuk sertifikasi rumah kemas.
“Ekspor manggis kali ini berkat kerja keras dan upaya petani, kelompok tani, dan pemilik rumah kemas. Sehingga protokol ekspor dapat dipenuhi, dan pelayanan pemeriksaan karantina semakin efektif,” beber Musyaffak.
Ia berharap, melalui program Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Pertanian (Gratieks) yang terus digalakkan Kementerian Pertanian, dapat mendorong meningkatnya ekspor komoditas pertanian unggulan asal Jawa Timur.
“Khususnya yang berada di wilayah layanan Karantina Pertanian Surabaya. Kami akan terus memfasilitasi ekspor produk-produk unggulan dari Jatim,” tutup Kepala Karantina Pertanian Surabaya. (knda)
About The Author
Trending di KOBARKSB.com
- 52Jakarta, KOBAR - Menurut data IQFAST Barantan, Kementerian Pertanian (Kementan), bahwa hingga bulan Oktober 2021, sebanyak 1,1 ribu ton Sarang Burung Walet (SBW) asal Indonesia tercatat telah diekspor ke mancanegara. Dan sebanyak 177,1 ton atau 17% diantaranya diekspor ke Tiongkok. “Selain Tiongkok, pasar SBW RI juga telah menembus 22 negara…
- 39Poto Tano, KOBAR - Penyelundupan 12 ton telur ayam tanpa dokumen dari Pulau Lombok untuk tujuan pemasaran di Pulau Sumbawa, dilaporkan berhasil digagalkan tim gabungan Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Sumbawa Wilayah Kerja (Wilker) Pelabuhan Ferry Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Telur ayam untuk dikonsumsi itu ditolak masuk Pulau…
- 39Jambi, KOBAR - Sebanyak 45 Kg jengkol asal Jambi dengan tujuan ekspor ke Jepang berhasil lolos sertifikasi Karantina Pertanian Jambi. Ini merupakan jengkol perdana yang diekspor ke Jepang dari Provinsi Jambi. “Saya biasanya menjual jengkol di Provinsi Riau saja. Ini pertama kalinya saya mengirim jengkol ke Jepang. Semoga ekspor ini…
- 36Poto Tano, KOBAR - Sebanyak 2 ton atau 50 karung daging ayam beku tanpa dokumen asal Lombok dilaporkan telah diamankan petugas gabungan di Pelabuhan Poto Tano, Sumbawa Barat. 50 karung daging ayam beku tersebut rencana akan dipasarkan di Pulau Sumbawa oleh pemilik barang. “Karantina Pertanian Sumbawa wilayah kerja (Wilker) Pelabuhan…
- 32Poto Tano, KOBAR - Petugas gabungan Karantina Pertanian Sumbawa Wilayah Kerja Pelabuhan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), dilaporkan telah berhasil menggagalkan penyelundupan 17 ekor kambing melalui bus malam asal Sumbawa tujuan Lombok. “17 ekor kambing tersebut rencananya hendak diseberangkan ke pulau Lombok, dengan modus dititipkan di bagasi bus. Penggagalan…
- 31Poto Tano, KOBARKSB.com - Penyelundupan daging babi seberat 90 Kg dari Pulau Sumbawa dengan tujuan Pulau Bali, dilaporkan telah berhasil digagalkan petugas Karantina Pertanian Sumbawa wilayah kerja Pelabuhan Ferry Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). “Daging tersebut rencananya akan diseberangkan ke Pulau Dewata, Bali, dengan modus disembunyikan di truk barang…