Taliwang, KOBAR – Kasus penyakit malaria di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) untuk tahun 2014 meningkat, sementara pada tiga tahun terakhir cukup minim pada kisaran 2 permil atau hanya positif 2 orang dalam seribu orang.
Hasil laporan dan kunjungan lapangan yang telah dilakukan menemukan peningkatan 4,4 permil kasus malaria, sehingga harus ada langkah cepat dan tepat dalam penanganannya.
Kabid kesehatan masyarakat pada Dinas Kesehatan (Dikes), Ruslan Effendy Sip yang dikonfirmasi selasa 7/10 mengakui adanya peningkatan itu. Penyebarannya lebih pada kawasan yang terdapat penambangan emas skala kecil dan pada beberapa lokasi kawasan di Bumi Pariri Lema Bariri.
“Anual Parasit Indeks (API) tertinggi di kecamatan Brang Rea wilayah Bakat Monteh mencapai 26,3 permil, kemudian di wilayah kecamatan Seteluk, khususnya di desa Seran dan di wilayah Talonang kecamatan Sekongkang,” ucap Ruslan sapaannya.
Langkah yang telah dilakukan Dikes dengan melibatkan puskesmas dan pemerintah kecamatan adalah sosialisasi secara langsung kepada pemilik maupun pelaku penambangan liar, bahkan untuk mensukseskan sosialisasi dan penambahan pengetahuan masyarakat, Dikes melibatkan Universitas Gajah Mada (UGM), termasuk telah mengambil tindakan dengan pembagian kelambu secara gratis pada beberapa lokasi yang menjadi temuan peningkatan suspect malaria.
Di lokasi yang dianggap cukup tinggi jangkitannya, telah dilakukan juga propilaksis atau pengobatan langsung di lokasi. “Kami sudah mengambil langkah cepat untuk mengantisipasi terus meluasnya dan bertambahnya pasien malaria, termasuk melakukan penjaringan dengan Rapid Diagnosis Test (RDT),” tandas Ruslan.
Inovasi penanganan telah dilakukan pemerintah KSB melalui Dikes, terutama pada wilayah tambang tradisional, karena daerah aktifitas penambangan itu yang cukup tinggi jangkitannya. “Pada tanggal 12-13 Oktober ini kami akan kembali terjun di lokasi keberadaan tambang tradisional untuk kembali melakukan pengecekan dan sosialisasi,” akunya. (kimt)
About The Author
Trending di KOBARKSB.com
- 56"Masyarakat Yang Terlibat PETI Balik Nantang" Taliwang, KOBAR - Beberapa waktu lalu, sosialisasi penutupan Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI), di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), gencar dilakukan oleh Pemerintah Daerah setempat. Kegiatan tersebut melibatkan semua pihak, yang terkait dengan PETI. Kendati demikian, berbanding terbalik dengan apa yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah,…
- 52Taliwang, KOBAR - Maraknya Penambangan Tanpa Izin (PETI) kurun waktu terakhir ini, membuat Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) kelabakan dan dipaksa untuk putar otak. Maklum dampak lingkungan yang ditimbulkan PETI sangat meresahkan dan berimbas panjang. Bupati Sumbawa Barat, Dr Ir H W Musyafirin MM, belum lama ini, menyampaikan, bahwa dirinya baru…
- 49Taliwang - Penyelesaian terhadap Penambangan Tanpa Ijin (PETI) yang selama ini berlangsung dan terindikasi kuat berakibat pada rusaknya lingkungan menuai pro dan kontra. Sehingga langkah dialog adalah pilihan bijak yang akan dilakukan Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat. Hal ini ditegaskan oleh Bupati Sumbawa Barat saat menerima massa pro PETI di halaman…
- 43Taliwang, KOBAR - Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) harus bisa ditetapkan sebagai daerah yang bebas dari zat kimia berbahaya, termasuk mercury yang diketahui cukup banyak dipergunakan oleh para pelaku penambang liar. Rencana pemerintah pada akhir tahun 2014 ini, pernyataan KSB bebas mercury harus diraih. Pemerintah KSB melalui Badan Lingkungan Hidup (BLH) saat ini…
- 43Maluk, KOBAR - Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia, H M Jusuf Kalla, yang hari ini dijadwalkan bertandang ke Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) telah berlangsung sukses dan lancar. Akan tetapi sangat disayangkan, Wapres hanya melakukan kunjungan ke lokasi tambang PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) saja. “Tidak ada jadwal tambahan. Wapres dalam…
- 41Taliwang – Maraknya Penambangan Tanpa Ijin (PETI) di wilayah Sumbawa Barat, ternyata belum membuat jajaran Dinas Energi Sumber Daya Mineral setempat untuk mempercepat penanganannya. Padahal, dari data yang dirilis Dinas Kesehatan Sumbawa Barat, bahwa aktifitas pertambangan dengan mekanisme manual dan menggunakan bahan beracun berbahaya itu telah mulai mempengaruhi lingkungan, terutama…