“Hanya Bisa Andalkan Jukung”
Brang Rea, KOBAR – Petani yang berada di Dusun Ponjok, Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, selama ini kesulitan untuk mengangkut gabah hasil panen, karena antara lahan pertanian dengan pemukiman dipisah oleh sungai Brang Rea.
Untuk mengangkut gabah hasil panen, termasuk gabah yang sudah dijemur, petani setempat mengandalkan perahu kecil (jukung), sehingga gabah yang sudah dijemur harus basah dan membutuhkan kerja ekstra, belum lagi aktifitas melintasi sungai cukup menantang, seperti hasil pantauan media ini, sore kemarin.
Saat aktifitas, petani harus melintasi sungai yang saat itu debitnya cukup tinggi dengan arus yang kencang, namun tidak ada nampak perasaan takut. “Sudah menjadi kebiasaan kami selama ini, karena sampai sekarang belum juga ada upaya pemerintah untuk membangun jembatan alternatif,” sesal Dewa, salah seorang petani yang sedang melintasi sungai kepada media ini.
Masih pengakuan Dewa, para petani setempat tidak memiliki alternatif lain jika air sungai debitnya sedang tinggi, kalau air sungai sedang surut, maka petani tinggal menyeberang tanpa menggunakan alat transportasi. “Kalau airnya tinggi kami terpaksa membawa hasil panen menggunakan Jukung ini. Tapi kalau airnya kecil, biasanya kami bawa sendiri dengan melintasi sungai,” lanjutnya.
Dewa juga menyampaikan, untuk bisa mengangkut gabah dengan selamat dibutuhkan ketelitian khusus saat mengarahkan sampan sampai ke pinggir sungai. “Kita biasanya ambil haluan agak jauh, karena muatan cukup berat, jika salah mengambil haluan, sampan bisa saja akan mendarat lebih jauh dari posisi sandar untuk keluar, bahkan bisa membuat sampan terbalik,” urainya. (kimt)
About The Author
Trending di KOBARKSB.com
- 51Taliwang, KOBAR - Mayoritas Petani di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) dikabarkan tak tertarik untuk melakukan budidaya kedelai, sebab hasilnya dianggap sangat jauh dari menguntungkan. Minat petani menanam kedelai yang rendah ini tercermin dari terus tidak terealisasinya target tanam dan produksi komoditas ini, seperti yang telah dipatok Dinas Pertanian Perkebunan dan…
- 47Taliwang, KOBAR - Merebaknya kasus gagal panen di wilayah Kecamatan Brang Ene beberapa waktu lalu, membuat pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) berencana memproteksi petani melalui asuransi khusus. Asuransi yang digulirkan pemerintah KSB kepada petani ini, merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah guna mengganti kerugian petani jika mengalami gagal panen. Kepala Dinas Kehutanan…
- 42Taliwang, KOBAR - Paling telat Desember 2014 mendatang sudah mulai terlihat aktifitas pembangunan gudang milik Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog), lantaran pihak perusahaan telah mengantongi sertifikat hibah terhadap lahan yang diberikan oleh pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Kepala divisi umum perum bulog, Yosep Wijaya kepada media ini menegaskan, proses…
- 42Taliwang, KOBAR - Petani di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) masih mengandalkan benih yang datang dari luar daerah, karena benih produksi dari Balai Benih Unggul (BBU) belum bisa memenuhi kebutuhan petani, termasuk tidak adanya petani penangkar benih dan kebiasaan petani menggunakan pupuk urea, adalah sekelumit wajah pertanian bumi pariri lema bariri. Dari…
- 42Minat petani menanam kedelai di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) dilaporkan masih sangat rendah, yang tercermin dari terus tidak terealisasinya target tanam dan produksi komoditas itu, seperti yang telah dipatok Dinas Pertanian KSB. Hal inilah yang membuat kebutuhan masyarakat atas pangan ini terpaksa dipasok dari luar daerah. Bahkan karena hampir merata…
- 41Sulaiman: Jangan Melulu Kunjungan Sana Sini, Kita Malah Diabaikan Taliwang, KOBAR - Musim tanam di penghujung tahun 2015 hingga permulaan tahun 2016 ini menjadi momen terberat bagi petani. Bagaimana tidak, fluktuasi cuaca menyebabkan intensitas hujan di Bumi Pariri Lema Bariri semakin jarang terjadi. Hal ini menyebabkan petani di sejumlah wilayah terancam…