Taliwang, KOBAR – Bupati Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Dr KH Zulkifli Muhadli, SH MM meminta untuk segera dilakukan pembongkaran panggung yang berada di Alun-Alun kota Taliwang, agar tidak mengganggu proses pembangunan rumah adat.
Ketegasan orang nomor satu di Bumi Pariri Lema Bariri itu disampaikan langsung saat melakukan peninjauan alun-alun dengan didampingi ketua DPRD KSB, Muhammad Nasir ST, MM dan wakil ketua DPRD KSB, Fud Syaifuddin ST, termasuk menghadirkan sejumlah pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
“Saya minta panggung ini harus sudah dibongkar, paling telat besok rabu (hari ini,red) sudah tidak ada lagi panggung ini, sehingga lebih jelas kita menetapkan lokasi pembangunan rumah adat,” tegas Kyai Zul sapaan akrab Bupati KSB.
Disampaikan Kyai Zul, jika mengacu pada penetapan lokasi awal, maka panggung menjadi lokasi tangga naik rumah adat itu sendiri, jadi harus segera dirobohkan agar tidak mengganggu pembangunan rumah adat itu sendiri. “Pak Amir saya minta untuk dibongkar panggung ini,” lanjut Kyai Zul saat memberikan perintah kepada kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) yang ikut mendampinginya saat mengunjungi lokasi Alun-Alun.
Pada kesempatan itu Kyai Zul juga meminta kepada para petinggi DPRD KSB yang hadir pada kesempatan itu untuk ikut melakukan pemantauan dan pengawasan proses, termasuk menyampaikan harapan dukungan terhadap prosesnya, sehingga rumah adat yang dibangun itu bisa rampung dan sudah bisa dilihat oleh masyarakat pada akhir tahun ini.
Selain mengunjungi lokasi pembangunan rumah adat, rombongan juga melihat dari dekat lokasi pembangunan lapak yang berada pada lokasi eks kantor Pol PP, termasuk juga mengunjungi kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), karena pada kantor bekas yang dipergunakan Bank NTB akan direnovasi pada bagian atas, karena lokasi itu akan menjadi pesanggrahan nantinya.
Sebelumnya meninggalkan lokasi, Kyai Zul mengaku akan kembali lagi melakukan kunjungan di lokasi setelah pembongkaran panggung dilakukan, karena sangat intens ingin melihat proses pembangunan rumah adat, sehingga tidak salah dalam penetapan lokasinya. (kimt)
About The Author
Trending
- 56Taliwang, KOBAR - Acara penyusunan pra Rencana Kerja Anggaran (RKA) untuk masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dihadiri langsung Bupati Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Dr KH Zulkifli Muhadli, SH, MM. Dalam pertemuan itu, semua SKPD diminta fokus untuk menuntaskan kemiskinan. Pada kesempatan itu, orang nomos satu di Bumi Pariri Lema Bariri…
- 55Taliwang, KOBAR - Anggaran untuk pembangunan lanjutan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang telah tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2014 sebesar Rp. 29 miliar lebih. Jumlah itu dianggap belum bisa menyelesaikan tahapan pembangunan RSUD. Untuk pembangunan pada sisi timur yang tidak bisa tergarap pada tahun ini, pemerintah…
- 54Taliwang, KOBAR - Bupati Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Dr KH Zulkifli Muhadli, SH, MM saat pelaksanaan progress report bukan hanya menyampaikan capain kinerja selama setahun, tetapi juga menyampaikan permohonan maaf, jika selama menjabat sebagai Bupati telah melakukan berbagai kesalahan, baik yang dilakukan secara sengaja maupun kedholiman yang tidak disengaja. Bahkan pada…
- 54Taliwang, KOBAR - Tim verifikasi berkas kelengkapan untuk tenaga honorer Kategori II (K-II) telah menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawab dan kewenangan, sehingga tim itu langsung dinyatakan dibubarkan oleh Bupati Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Dr KH Zulkifli Muhadli, SH, MM. Untuk menanggapi jika nanti ada sanggahan dari masyarakat, orang nomor wahid…
- 54Taliwang, KOBAR - Bupati Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Dr KH Zulkifli Muhadli, SH, MM memastikan jika pada tahun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2015 mendatang tidak ada lagi program pemberian bantuan dengan dalih apapun juga. Menurut orang nomor wahid di Bumi Pariri Lema Bariri itu, pada tahun mendatang pemerintah KSB…
- 53Taliwang - Dila Leman adalah tradisi warga Sumbawa Barat pada setiap ramadhan. Dahulu, tradisi ini dilaksanakan dalam bentuk menyalakan penerangan dengan menggunakan lampu minyak tanah alias pelita. Pelita ini diletakkan di depan rumah warga pada sepuluh malam terakhir dan setiap malam ganjil. Kegiatan ini dilakukan untuk mengingatkan, bahwa setiap malam…
Eksplorasi konten lain dari KOBARKSB.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
Komentar