Oleh: Muhammad Yamin
Hampir semua usaha dan pekerjaan mempunyai manfaat sekaligus risiko mendapat mudarat. Baik usaha yang bergerak di bidang produksi, distribusi, maupun jasa. Dari sisi mana pun kita melihat dan kalkulasikan, tetap akan terjadi seperti itu. Bahkan dalam proses terdekat sekalipun, yaitu, proses kita makan buah misalnya, ada manfaat dan ada juga risiko mudaratnya. Pasti!.
Dalam konteks kegiatan pertambangan, maka akan terjadi hal yang sama. Kita dihadapkan pada dua sisi tersebut, mudarat dan manfaat. Kehidupan untuk hari ini atau risiko di masa depan. Maka dari itu, Pemerintah yang berperan sebagai motor utama bersama tokoh masyarakat, juga seluruh elemen masyarakat harus ikut memikirkan hal ini.
Contoh, jika kegiatan pertambangan ini dilaksanakan, maka kita harus berhitung berapa banyak yang mengambil manfaat dan berapa jumlah yang berpotensi terkena dampak negatifnya. Harus kalkulasi untung rugi. bukan saja dari segi jumlah, tapi juga kualitas.
Jika berbicara tentang masa depan anak cucu kita, saya sepakat dan sepaham. Tetapi jangan lupa bahwa kita hari ini sedang hidup, melahirkan, membesarkan dan mendidik anak dan cucu generasi masa depan itu. Dengan apa kita menghidupkan mereka hari ini? Apakah kita akan menyelamatkan masa depan dengan cara membunuh masa kini? Suatu hal yang mustahil.
Lalu kita akan memulai dari mana? Jawabannya adalah perbaiki kualitas masa kini, untuk keberlangsungan hidup di masa depan. Tak bisa kita melahirkan dan membesarkan anak cucu dari hasil pencurian dan hasil korupsi hari ini dikarenakan kurangnya mata pencaharian. Analoginya, kita tak bisa membuat kursi dengan arang.
Jika sumber daya alam di atas kulit bumi ini sudah mampu menghidupkan dan menyejahterakan kita hari ini, tentu saja kita tak ingin ambil risiko untuk mengeruk isi bumi. Pertanian dan peternakan, atau perkebunan misalnya, apakah kita sudah mampu berbuat maksimal untuk mengurangi pengangguran dari sektor ini?
Kita hari ini belum mampu, bahkan terbilang gagal menciptakan lapangan kerja, sehingga mau tak mau eksodus mata pencaharian akan bergerak ke isi perut bumi, salah satunya adalah pertambangan, agar kita tetap hidup dan mendapat penghidupan.
Dengan tidak mengesampingkan risiko mudarat seperti yang saya sebut di atas, maka jika yang mendapat risiko dan dampak buruk adalah sesuatu yang tidak jelas, terpendam, dan bahkan tidak terbukti secara akademis, mengapa kita harus mengorbankan manusia-manusia di atas tanah yang sedang mendapat manfaat? Kita mesti berhitung, lalu ambil keputusan.
Maka, jika kita, pemerintah, mampu menghidupkan masyarakat dari usaha yang tidak berisiko apa pun, maka jangan coba-coba bermain-main dengan pertambangan. Walau itu sulit, dan hampir tak mungkin. Wallahualam. *** – KOBARKSB.com –
Trending di KOBARKSB.com
- 71
Taliwang, KOBARKSB.com - Setelah resmi menjadi official sponsor Persija Jakarta untuk musim kompetisi 2021-2022. PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN) kembali mengutarakan kebanggaannya, karena telah menjadi bagian dari klub sepakbola DKI Jakarta, yang berjuluk ‘Macan Kemayoran’ tersebut. “Berpikir berani tidak hanya berupa tindakan di lapangan, namun juga keberanian dalam membangun…
- 64
Pasca bergantinya operator tambang Batu Hijau dari PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) kepada PT Amman Mineral Nusa Tenggara (PTAMNT), nyaris tak ada satu pun pihak yang menyinggung tentang kewajiban tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Padahal mayoritas warga yang bermukim di lingkar tambang menilai bahwa sejak kehadiran PTAMNT, tanggung jawab sosial…
- 62
Tonyman: Kami Akan Terus Kejar Kemanapun dan Sampai Kapanpun Taliwang, KOBARKSB.com - Sudah sebulan lebih surat GERAM KSB dilayangkan ke Menteri ESDM dan Dinas ESDM NTB untuk meminta keterangan soal aliran dana CSR PT Amman Mineral Nusa Tenggara (PTAMNT). Namun hingga saat ini, surat tersebut tidak berbalas. "Awalnya kami minta…
- 59
"Termasuk SMPN 1 Maluk" Taliwang, KOBARKSB.com - Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) dikabarkan akan segera melakukan tukar menukar beberapa aset milik Daerah yang ada di kawasan tambang Batu Hijau dengan pihak PT Amman Mineral Nusa Tenggara (PTAMNT). "Kami sudah membentuk tim untuk melakukan kajian terhadap lahan Pemda KSB yang ada…
- 58
Tidak seperti pendahulunya, yaitu, PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT), Perusahaan Multinasional, pengelola tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia yang terletak di Batu Hijau, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN), perusahaan nasional yang berhasil merebut pengelolaan Tambang Batu Hijau dari Newmont, dinilai sejumlah…
- 57
Maluk, KOBARKSB.com - Gerbang wilayah kerja Tambang Batu Hijau dan Elang yang dikelola oleh PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN) dilaporkan akan kembali dibuka seperti sebelum pandemi Covid-19. Kebijakan ini akan berlaku efektif pada tanggal 1 Maret 2022. Dalam memo yang ditujukan kepada karyawan dan mitra bisnis perusahaan, manajemen AMMAN…