“Terbesar di NTB, Ditaksir Berumur 50 Tahun”
Taliwang, KOBARKSB.com – Progres proyek Bendungan Bintang Bano di Desa Bangkat Monteh, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), dilaporkan telah mencapai 95,80 persen per Agustus 2021.
“Agustus 2021, progres fisik pembangunan sudah mencapai 95,80 persen. Kami menargetkan November 2021 pekerjaan fisik rampung 100 persen,” kata Agus Sujito, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Proyek Bendungan Bintang Bano, kepada awak media, Kamis, (26/8).
Bendungan Bintang Bano, jelasnya, merupakan bendungan terbesar di NTB. Bendungan Bintang Bano merupakan salah satu dari 61 bendungan yang menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN). Di samping Bendungan Bintang Bano, terdapat lima bendungan PSN lain di NTB, yaitu, Bendungan Tanju dan Bendungan Mila, yang sudah selesai pembangunannya. Kemudian Bendungan Meninting, Bendungan Beringin Sila dan Bendungan Tiu Suntuk, yang masih dalam tahap pengerjaan.
“Bendungan Bintang Bano membendung aliran Sungai Brang Rea dengan total kapasitas tampung 65,84 juta m3 dan luas genangan 277,52 ha. Konstruksi bendungan didesain dengan tinggi 72 meter, panjang bendungan 497,25 meter, lebar puncak 12 meter, dan elevasi puncak bendungan +120 meter,” jelasnya.
Setelah beroperasi, lanjutnya, nantinya bendungan ini akan menghasilkan air baku sebesar 555 liter/detik, serta mampu mengairi lahan seluas 6.695 ha untuk mendukung pertanian di Sumbawa Barat. Disamping itu, kata Agus, kehadiran bendungan ini akan memberi manfaat untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) sebesar 8,8 megawatt.
“Selain untuk irigasi dan penyediaan air baku, pembangunan bendungan ini sangat diperlukan untuk pengendali banjir ulangan periode 25 tahun di Taliwang dengan mereduksi 22 persen atau setara 647 m3/detik,” ujarnya.
Selain pekerjaan fisik berupa pembangunan rumah shaft, bebernya, kontraktor pelaksana proyek juga saat ini sedang menyelesaikan pembangunan lanskap (taman), yang akan mempercantik Bendungan Bintang Bano.
“Bendungan ini berada di ketinggian 152 mdpl, sehingga memiliki panorama yang sangat indah. Oleh karena itu, Bendungan Bintang Bano juga memiliki potensi pariwisata, karena lokasinya memiliki pemandangan alam yang bagus dengan kondisi hutan di sekitarnya masih terjaga,” beber Agus Sujito.
Untuk bisa terwujud seperti yang diharapkan, kata Agus, maka harus ada kesadaran masyarakat setempat dan semua pemangku kepentingan untuk menjaga kawasan hutan di sekitar bendungan. Karena keberadaan hutan, ucapnya, sangat penting untuk bendungan, sebagai sumber air dan menjaga agar tidak terjadi pendangkalan akibat sedimen yang dibawa erosi.
“Jika demikian, maka manfaat bendungan bisa dirasakan lebih lama. Dalam perencanaannya, umur bendungan memang 50 tahun. Tetapi jika kawasan hutan, pola pemakaian air diatur dengan baik, dan infrastruktur serta fasilitas penunjangnya dijaga dengan baik, maka umur pemanfaatannya bisa jauh lebih lama,” tutup Agus Sujito.
Untuk diketahui, semenjak Proyek Bendungan Bintang Bano dihibahkan oleh Pemerintah KSB kepada Pemerintah Pusat pada tahun 2014. Pembangunan Bendungan Bintang Bano pun dimulai pada tahun 2015 dengan biaya APBN sebesar Rp 1,4 triliun.
Bendungan ini dibangun dalam dua tahap. Dimana pada tahap I dilaksanakan pada 2015-2019 dengan anggaran Rp 996,7 miliar, dan Tahap II pada tahun 2020-2021. Tahap I dilaksanakan oleh PT Brantas Abipraya (Persero) dan PT Bahagia Bangun Nusa (KSO). Proyek Bendungan Bintang Bano tahap II dikerjakan oleh PT Brantas Abipraya (Persero), PT Hutama Karya (Persero), dan PT Bahagia Bangun Nusa (KSO), dengan anggaran Rp 441,4 miliar. (kdon)
About The Author
Trending di KOBARKSB.com
- 75Taliwang, KOBARKSB.com - Setelah diresmikan Presiden Jokowi pada awal tahun 2022, Kementerian PUPR dilaporkan akan terus melakukan pemeliharaan dan segera membangun infrastruktur untuk Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) di Bendungan Bintang Bano, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Menurut Direktur Jenderal (Dirjen) Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan…
- 71Taliwang, KOBARKSB.com - Meski masa kontrak Proyek Pembangunan Bendungan Bintang Bano di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) belum berakhir. Akan tetapi, PT Hutama Karya (Persero), sebagai pelaksana proyek mengklaim telah menyelesaikan proyek Bendungan Bintang Bano lebih cepat 3 bulan dari target yang ditentukan. “Setelah digarap sejak Juli 2020, Proyek Pembangunan Bendungan…
- 68Taliwang, KOBARKSB.com - Akibat diguyur hujan lebat beberapa hari terakhir, debit air sungai Taliwang meluap melampaui tanggul pembatas, sehingga air masuk ke perkampungan Sampir B, Kelurahan Sampir, Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Kebanjiran seperti ini sudah menjadi hal biasa bagi warga Sampir B, sebab hal ini terjadi hampir setiap…
- 66
- 66Taliwang, KOBARKSB.com - Selama 2 hari terakhir, hujan lebat disertai angin kencang dan petir dilaporkan terjadi di wilayah Taliwang, Sumbawa Barat. Akibatnya, salah satu pohon besar di jalan utama lintas Taliwang-Sumbawa tumbang dan menutupi seluruh bahu jalan. "Telah terjadi pohon tumbang yang menutupi ruas jalan utama lintas Taliwang-Sumbawa, Sabtu, (7/5),…
- 66Taliwang, KOBARKSB.com - Stasiun Geofisika, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Mataram, melaporkan, bahwa pada hari Selasa, 25 Oktober 2022, pukul 09.11.23 WITA, wilayah Sumbawa Barat diguncang gempa bumi berkekuatan M 4,4. Menurut hasil analisis BMKG, episenter gempa bumi ini terletak pada koordinat 9.02° LS; 117.00° BT, atau tepatnya berlokasi…