Di Era Industri 4.0, Apakah Kurikulum Pendidikan Tinggi Kita Sudah Tepat?

Menu

Mode Gelap

SELA · 14 Sep 2019

Di Era Industri 4.0, Apakah Kurikulum Pendidikan Tinggi Kita Sudah Tepat?


Di Era Industri 4.0, Apakah Kurikulum Pendidikan Tinggi Kita Sudah Tepat? Perbesar

Oleh: Diena Frentika, S.Pd.Si., M.Pd.

Jika mendengar kata kurikulum, kadang yang terlintas dalam benak kita adalah kurikulum sekolah seperti CBSA, KBK, hingga K-13, yang saat ini diterapkan dari SD hingga SMA di seluruh Indonesia. Apakah kurikulum seperti itu juga berlaku di pendidikan tinggi?, apakah saat ini perguruan tinggi kita juga menerapkan K-13?, dan apakah kurikulum pendidikan tinggi kita yang ada telah cocok dan memadai untuk era industri 4.0?.

Baiknya kita ketahui dulu apa itu kurikulum K-13 dan apa itu kurikulum pendidikan tinggi. K-13 atau kurikulum 2013, sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Republik Indonesia, Nomor 57, 58, 59, 60, dan 61 tahun 2014, menjadi kurikulum pada tingkat pendidikan SMA/MA, SMP/MTs, SD/MI dan SMK/MAK. Kompetensi inti dan kompetensi dasar pada K-13 terdiri dari 4 kompetensi, yaitu; sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.

Pendekatan yang diterapkan dalam K-13 adalah saintifik atau pendekatan berbasis keilmuan sebagaimana dikemukakan dalam Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014. Pendekatan saintifik merupakan pengorganisasian pengalaman belajar dengan urutan logis yang meliputi 5 proses pembelajaran, yatu; mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.

Sedangkan untuk kurikulum pendidikan tinggi, diatur tersendiri di dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), yang terdiri atas 9 jenjang kualifikasi. Jika kurikulum sekolah mengatur kompetensi yang dicapai siswa, maka kurikulum pendidikan tinggi mengatur capaian pembelajaran lulusan yang diperoleh melalui internalisasi pengetahuan sikap, keterampilan, kompetensi, pelatihan kerja, dan pengalaman kerja.

Jika satuan standar di sekolah hanya Standar Nasional Pendidikan (SNP), maka di pendidikan tinggi juga meliputi SNP ditambah dengan Standar Nasional Penelitian dan Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat. Dalam pendidikan tinggi, tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran bersifat kumulatif dan/atau integrative dan perguruan tinggi bisa menyusun pedoman kurikulum sendiri sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN-DIKTI).

Dalam SN-DIKTI, perguruan tinggi sebagai penghasil sumber daya manusia terdidik perlu mengukur lulusannya untuk mengetahui apakah lulusan yang dihasilkan memiliki kemampuan yang setara dengan capaian pembelajaran yang dirumuskan dalam jenjang kualifikasi KKNI. Oleh karena itu Direktur Jenderal Pembelajaran Dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset Teknologi Dan Pendidikan Tinggi, menghimbau kepada semua perguruan tinggi dan setiap jenis pendidikan tinggi baik akademik, vokasi, dan profesi agar segera melakukan perubahan kurikulum dan meningkatkan mutu proses pembelajaran sesuai dengan SN-DIKTI.

Tidak seperti kurikulum sekolah yang siap pakai, kurikulum pendidikan tinggi tetap mengalami perubahan dan perbaikan setiap tahunnya untuk melakukan perbaikan sistem pembelajaran. Sehingga perubahan kurikulum di perguruan tinggi menjadi aktivitas rutin yang harus dilakukan sesuai dengan tuntutan perkembangan IPTEK (scientific vision), kebutuhan masyarakat (stakeholder needs), dam kebutuhan pengguna lulusan (stakeholder needs).

Siklus kurikulum pendidikan tinggi dimulai dari tahapan analisis kebutuhan, perancangan, pengembangan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut perbaikan yang dilakukan oleh program studi dan siklus tersebut terus berjalan. Karena pendidikan tinggi terus berupaya untuk menghasilkan lulusan dengan kemampuan kompetitif agar mampu bersaing di era industri 4.0.

Apalagi di jaman modern sekarang sudah banyak dihasilkan produk kecerdasan buatan (artificial intelegent). Sehingga tantangan bidang pendidikan terutama pendidikan tinggi menjadi semakin berat agar tetap bisa bersaing mengalahkan mesin AI. Oleh karena itu, perlu adanya orientasi baru dalam kurikulum pendidikan tinggi dengan adanya revolusi industri 4.0 dan menyongsong industri 5.0.

Pendidikan tinggi perlu terus berbenah untuk mempersiapkan arah perencanaan sistem pendidikan yang lebih kompetitif. Menghasilkan lulusan yang memiliki higher order mental skills. Lulusan yang berjiwa entrepreneurship, terampil bekerja dalam tim, berjiwa kepemimpinan dan kematangan budaya, serta kemampuan siap pakai lainnya, yang membuat lulusan mampu bertahan dalam persaingan dunia kerja.

Oleh karena itu, semua pendidikan tinggi dituntut untuk mempersiapkan lulusannya agar bisa menjadi problem solver, inovatif, kreatif, dengan tetap mempertahankan sifat humanity yang tidak dimiliki mesin. Dengan demikian, tetap akan ada perbedaan yang mencolok antara tenaga manusia dengan tenaga mesin. Membuat lulusan pendidikan tinggi tetap mampu bersaing di tengah perkembangan teknologi yang semakin masif.

– Penulis Adalah Dosen Universitas Cordova Indonesia, Kabupaten Sumbawa Barat, NTB.

About The Author

Trending di KOBARKSB.com

  • 49
    Minat Baca Generasi MilenialOleh: Diena Frentika, S.Pd.Si., M.Pd. Minggu lalu (30/07/2019), Kobar menuliskan berita berjudul “Minat Baca Masyarakat Rendah”. Rendahnya minat baca masyarakat didasarkan pada data Perpustakaan Daerah tahun 2018 lalu. Menurut Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Sumbawa Barat melalui Kepala Bidang (Kabid) Perpustakaan, Drs Mulyadi, frekuensi membaca masyarakat rata-rata hanya tiga sampai…
  • 38
    Kriteria Pemimpin Masa DepanOleh: Sofian Hadi Menyoroti berbagai persoalan kepemimpinan yang muncul di belahan wilayah, kota dan daerah yang ada di Indonesia saat ini begitu kompleks dan bersifat sustainable (berkelanjutan). Dalam teropong masyarakat, terjadinya persoalan tersebut dalam setiap wilayah di Indonesia karena berbagai sebab; salah satu sebab yang mandasar adalah krisisnya jiwa kepemimpinan…
  • 36
    Suka Pantai? Datanglah Ke Sumbawa BaratOrang banyak mengira kalau Sumba itu adalah Sumbawa, padahal kan beda daerah. Tulisannya saja sudah beda apalagi tempatnya. Sumbawa berada di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Pulau ini dibatasi oleh Selat Alas di sebelah barat (memisahkan dengan Pulau Lombok). Umumnya orang yang sudah bosan ke Bali biasanya mengunjungi Pulau Lombok,…
  • 35
    Universitas Cordova Aset Sumbawa Barat“Pemkab Diminta Tidak Acuh Tak Acuh” Taliwang, KOBAR - Untuk melakukan pemekaran sebuah daerah tentu memiliki berbagai syarat dan prasyarat yang harus dipenuhi, seperti jumlah penduduk, luas wilayah, serta sarana prasarana yang mendukung, seperti sarana pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Keberadaan perguruan tinggi bukan hanya menjadi kepentingan dalam…
  • 34
    Narsisnya Konsul Jendral Amerika Atas Pemberdayaan PT NNTOleh: Wahyu Firmansyah* “Yang saya tahu ada investor besar di Sumbawa Barat dan sangat senang dengan hal itu. Sangat banyak kontribusi untuk bidang pendidikan,” (Joaqin Monserrate, Konjen Amerika Serikat, PSnews) Ungkapan Konsul Jendral (Konjen) Amerika ini disampaikannya ketika dia berkunjung ke Kabupaten Sumbawa pada 28 Maret 2013 lalu. Tujuan kedatangannya…
  • 34
    Sinyal 4G Jangkau Hampir Semua Desa Terpencil di KSBTaliwang, KOBAR - Setelah sekian lama menanti, penduduk di Desa-desa terpencil di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), tak lama lagi akan segera terbebas dari blank spot atau tidak ada sinyal telekomunikasi. Karena jaringan 4G milik Telkomsel dikabarkan akan segera menjangkau Desa-desa tersebut. Sehingga hampir dipastikan, pada tahun 2020, seluruh Desa di…

Eksplorasi konten lain dari KOBARKSB.com

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Artikel ini telah dibaca 79 kali

badge-check

Editor

Baca Lainnya

Keputusan Strategis Muhammadiyah Terima Kelola Tambang

31 Juli 2024 - 19:02

Keputusan Strategis Muhammadiyah Terima Kelola Tambang - Tambang Batu Bara Muhammadiyah

Sinergi Pengelolaan Keuangan Negara dan Keuangan Daerah di Masa Pandemi Covid-19

21 Juni 2021 - 22:35

Sinergi Pengelolaan Keuangan Negara dan Keuangan Daerah di Masa Pandemi Covid-19 - Bupati Sumbawa Barat - Indonesia Visionary Leader - HW Musyafirin

Pendidikan Akhlak Sangat Penting Untuk Menghadapi Penetrasi Budaya Asing dan Perubahan Kebudayaan Dunia

8 Juni 2021 - 10:36

Pendidikan-Akhlak-Mendidik-Anak-Hormat-Pada-Orang-Tua

Strategi APBD KSB Menghadapi Peluang dan Tantangan Ekonomi Global

4 Juni 2021 - 16:04

Strategi APBD KSB Menghadapi Peluang dan Tantangan Ekonomi Global - Bupati Sumbawa Barat - HW Musyafirin Luar Biasa

Peran Orang Tua Dalam Mengembangkan Pendidikan Anak di Masa Pandemi Covid-19

25 Mei 2021 - 13:40

Peran-orang-tua-dalam-mendidik-anak

Pengelolaan Zakat, Infak dan Sedekah yang Bersumber dari Penghasilan ASN Kabupaten Sumbawa Barat

20 Mei 2021 - 19:20

Nurdin-Rahman-SE
Trending di SELA
Don`t copy text!