Jakarta, KOBARKSB.com – UNICEF Indonesia merilis bahwa 1 dari 6 orang anak perempuan yang duduk di bangku sekolah dilaporkan tidak masuk sekolah saat menstruasi. Kondisi ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti, tidak adanya toilet terpisah untuk murid laki-laki dan perempuan di sekolah, serta perundungan yang dialami oleh murid perempuan di sekolah saat menstruasi.
Bahkan minimnya informasi seputar menstruasi oleh murid sekolah, tambah UNICEF, semakin mempersulit anak perempuan untuk melalui siklus mereka dengan aman.
“Minimnya edukasi tentang menstruasi menyebabkan banyak anak perempuan yang tidak tahu cara mengelolanya dengan tepat. Banyak yang mengalami kesulitan, seperti saat siklusnya tidak teratur akibat pandemi Covid-19, serta adanya temuan bahwa 79 persen murid perempuan diketahui tidak pernah mengganti pembalutnya di sekolah,” kata UNICEF Indonesia, dalam siaran pers, Sabtu, (4/6).
Sehingga pelibatan Kader Kesehatan Remaja (KKR) di sekolahnya, tegas UNICEF, menjadi salah satu strategi utama dalam edukasi program Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM), yang diinisiasi UNICEF bersama Pemerintah dan mitra-mitranya.
“Program ini melibatkan remaja perempuan dan laki-laki sebagai agen perubahan dalam menghapus tabu dan mitos seputar menstruasi. Kita perlu mengedukasi semua orang agar anak perempuan bisa melalui siklus menstruasinya, dimanapun mereka berada, tanpa khawatir dan dengan cara yang sehat,” terang UNICEF.
Oleh sebab itu, UNICEF meminta kepada setiap sekolah di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan anak perempuan agar bisa mengelola menstruasinya dengan aman, yaitu, dengan mengakhiri stigma, menyediakan sarana dan bahan yang dibutuhkan, serta mengedukasi cara mengelola kebersihan menstruasi pada semua pihak, mulai dari tenaga pendidik, siswa laki-laki dan perempuan hingga orang tua.
“Yuk, unduh aplikasi Oky dari UNICEF yang dapat membantu Anda atau anak perempuan Anda melalui menstruasi dengan aman di https://bit.ly/unduhoky,” demikian UNICEF Indonesia. (knda)
About The Author
Trending di KOBARKSB.com
- 72Brang Ene, KOBARKSB.com - Bantuan pendidikan oleh pemerintah, baik Pemerintah Pusat, Provinsi hingga Daerah terus bergulir. Bahkan dari tingkatan SD hingga Perguruan tinggi, dari sarana prasarana bangunan sekolah, seragam sekolah, hingga Bus Sekolah. Hadirnya bus sekolah disambut gembira oleh seluruh wali murid, karena berdampak kepada kurangnya biaya transportasi anak mereka…
- 72Taliwang, KOBARKSB.com - Selama 2 hari terakhir, hujan lebat disertai angin kencang dan petir dilaporkan terjadi di wilayah Taliwang, Sumbawa Barat. Akibatnya, salah satu pohon besar di jalan utama lintas Taliwang-Sumbawa tumbang dan menutupi seluruh bahu jalan. "Telah terjadi pohon tumbang yang menutupi ruas jalan utama lintas Taliwang-Sumbawa, Sabtu, (7/5),…
- 70Taliwang, KOBARKSB.com - Stasiun Geofisika, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Mataram, melaporkan, bahwa pada hari Selasa, 25 Oktober 2022, pukul 09.11.23 WITA, wilayah Sumbawa Barat diguncang gempa bumi berkekuatan M 4,4. Menurut hasil analisis BMKG, episenter gempa bumi ini terletak pada koordinat 9.02° LS; 117.00° BT, atau tepatnya berlokasi…
- 70Taliwang, KOBARKSB.com - Untuk melayani antar jemput siswa sekolah di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) setempat telah menyediakan bus sekolah yang melayani 3 koridor. “Bus sekolah ini disediakan sebagai salah satu cara kami untuk meningkatkan Angka Partisipasi Murni (APM) dan mengurangi resiko Drop Out (DO) pelajar…
- 70Taliwang, KOBARKSB.com - Sehubungan dengan fenomena dan budaya kegiatan wisuda yang dilaksanakan pada satuan pendidikan anak usia dini, satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar, dan satuan pendidikan jenjang pendidikan menengah. Sehingga Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) merasa perlu untuk menerbitkan aturan yang tegas dan jelas soal itu. “Kami meminta…
Eksplorasi konten lain dari KOBARKSB.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.