Perubahan dunia yang sedang terjadi, menuntut semua orang untuk segera menyesuaikan diri. Kadang, peradaban berjalan pelan kejam, merubah pengertian menjadi saling tikam.
Lewat single terbaru bertajuk “Pancaroba Peradaban”, Band “Hutan Hujan” sekilas ingin menyampaikan sebuah amarah. Sebuah ekspresi keluh kesah, tentu bukan hal yang biasanya dibikin oleh kuintet asal Kota Malang ini.
Hal itu diakui oleh Sigit Prasetyo, si penulis lirik, bahwasanya “Pancaroba Peradaban” terinspirasi dari kekacauan hari-hari ini.
“Liriknya adalah keluh kesah perubahan perilaku manusia di era digital sekarang ini. Manusia lebih berani berekspresi dan berucap kata tanpa mempedulikan lawan bicaranya,” tutur pria yang sering terlibat di belakang layar Band Malang tersebut.
Perilaku tersebut, lanjutnya, bisa jadi belati bermata dua. Di satu sisi mengungkapkan kejujuran, tapi di lain sisi, satu kata dapat membunuh perasaan orang lain, dengan atau tanpa disadari.
“Tak heran jika belakangan, timeline sosial media kita penuh dengan umpatan, dan caci maki dari sesama warganet,” keluhnya.
Keresahannya itu, kemudian disambut antusias oleh Edy Priono, gitaris Hutan Hujan, sekaligus karib Sigit selama 13 tahun ini. Konon, penulisan lirik, melodi, hingga aransemen dari lagu ini pun tak memerlukan waktu lama untuk dimanifestasikan menjadi karya utuh.
“Mungkin karena kami juga sudah satu frekuensi,” ujar Edy.
Tentang sisi aransemen dan musik, Edy mengungkapkan, bahwa “Pancaroba Peradaban” lebih kaya dengan perubahan nada, tempo dan birama. Lompatan-lompatan ketukan dari 6/8 menjadi 4/4, dengan balutan nada-nada timur tengah khas Ottoman, membuat progresi dan groove lagu ini berbeda dengan kebanyakan musik yang sedang beredar di pasaran hari ini.
“Video musik Pancaroba Peradaban dapat dinikmati di kanal Youtube Hutan Hujan mulai 30 September 2020. Bersamaan dengan itu, akan dirilis secara berurutan di toko digital hingga radio-radio di Indonesia. Sebelum dirilis resmi, Hutan Hujan juga telah mengunggah proses di balik layar dan produksi lagu ini, sehingga para pendengar dapat melihat bagaimana penciptaan karya itu terjadi,” demikian Edy Priono. (kdon)
About The Author
Eksplorasi konten lain dari KOBARKSB.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.