KESEHATAN KELUARGA
Oleh: dr. Febi Hapsari
(Dokter Internsip di RSUD Asy-Syifa’ KSB)
Bulan Ramadan adalah bulan penuh berkah, bulan yang dinantikan umat Islam di seluruh dunia. Di bulan ini umat Islam berlomba-lomba mengerjakan amalan-amalan untuk mendapatkan pahala yang berlipat ganda, baik amalan-amalan wajib maupun sunnah, tak terkecuali ibu-ibu yang sedang menyusui. Memasuki pertengahan bulan Ramadan ini, bagaimana ibu-ibu sekalian yang masih menyusui, apakah dapat menjalankan ibadah puasa dengan lancar?
Menyusui merupakan suatu keistimewaan. Karena tidak ada yang dapat menggantikan asupan gizi dari Air Susu Ibu (ASI). Terutama pada 6 bulan pertama usia bayi. Hanya ASI nutrisi paling baik yang dapat memenuhi kebutuhan bayi. Namun, bagaimana jika ibu menyusui ingin menjalankan ibadah puasa.
Sebenarnya dalam Islam, wanita menyusui yang merasa tidak mampu berpuasa, diperbolehkan tidak berpuasa dan dapat menggantinya dengan puasa di lain waktu ataupun membayar fidyah. Tapi jika ibu menyusui ingin berpuasa pun boleh saja. Karena menurut penelitian, puasa dalam waktu yang tidak berkepanjangan sebenarnya tidak mengurangi asupan nutrisi dan produksi ASI. Sehingga tidak mempengaruhi gizi bayi
Pada saat berpuasa, ibu tidak makan dan tidak minum selama kurang lebih 13-14 jam. Selama waktu tersebut, tubuh masih dapat melakukan kompensasi kekurangan saat berpuasa dengan makanan dan minuman yang dikonsumsi pada saat berbuka sampai dengan waktu sahur. Sehingga, untuk melakukan ibadah puasa ibu yang menyusui perlu memperhatikan beberapa hal yang agar tidak mengalami dehidrasi atau kurang cairan selama berpuasa yang dapat menyebabkan produksi ASI menurun.
1.Konsumsi Banyak Cairan
Usahakan konsumsi air putih yang banyak ketika sahur maupun berbuka agar ibu tidak kekurangan cairan. Minum juga jus buah maupun minuman manis lainnya, dan juga susu minimal sekali sehari ketika sahur.
2.Tetap makan tiga kali sehari
Berpuasa bagi ibu menyusui bukan artinya menghilangkan satu kali waktu makan. Selain sahur dan berbuka puasa, ibu bisa makan saat sebelum waktu tidur. Dengan tetap makan tiga kali sehari maka pemenuhan gizi dan nutrisi serta kualitas ASI akan terjaga baik.
3.Istirahat yang cukup
Luangkan lah waktu untuk tidur siang kurang lebih selama 60 menit untuk memulihkan kondisi fisik dan psikis sehingga kebutuhan istirahat tercukupi. Karena dengan istirahat yang cukup akan mendukung kelancaran produksi ASI.
4.Pompa ASI dan menyusui semaksimal mungkin di malam hari
Kemungkinan produksi ASI akan berkurang di siang hari. Oleh karena itu manfaatkan malam hari untuk memompa ASI dan menyusui semaksimal mungkin. Stok ASI perah dapat digunakan di siang hari.
5.Perbanyak berdoa agar tenang dan percaya diri
Ketika menjalankan ibadah puasa, perbanyak berdoa dan tetap percaya diri bahwa ibu dapat tetap menyusui bayinya. Karena produksi ASI akan lancar jika ibu dalam kondisi hati yang tenang. Dan sebaliknya, jika ibu dalam kondisi khawatir maka produksi ASI bisa jadi tidak lancar.
6. Perhatikan tanda-tanda bayi dehidrasi
Perhatikan jika bayi ibu mengalami dehidrasi atau kurang cairan, yaitu kencing berkurang, bayi tampak kehausan, bayi lemas, dan bibir bayi kering. Jika ibu merasa produksi ASI berkurang, dan bayi tampak kurang cairan, maka sebaiknya ibu berkonsultasi lebih lanjut ke dokter mengenai kondisi ibu dan bayi.
7. Berhentilah berpuasa bila ibu merasa perlu menghentikannya
Jangan memaksakan puasa bila ibu merasa tidak sanggup, atau merasa khawatir dengan kesehatan diri sendiri maupun bayi. Karena Islam memberikan keringanan bagi ibu menyusui yang tidak sanggup berpuasa boleh mengganti dengan fidyah ataupun puasa di hari-hari lainnya.
Demikian ibu, beberapa hal yang perlu diperhatikan saat ibu yang sedang menyusui ingin melaksanakan puasa Ramadan. Sehingga, berpuasa bukan lah halangan untuk tetap menyusui, begitu juga sebaliknya, ibu yang sedang menyusui tetap dapat melaksanakan ibadah puasa dengan memperhatikan beberapa hal tadi. ***
About The Author
Trending di KOBARKSB.com
- 49
KESEHATAN KELUARGA Oleh: dr. Febi Hapsari (Dokter Internsip di RSUD Asy-Syifa’ KSB) Kelahiran buah hati merupakan sesuatu yang sangat dinantikan oleh ibu, ayah, dan keluarga besar. Setelah sembilan bulan di dalam kandungan, bayi yang sudah dinantikan akan lahir. Tentunya perlu persiapan untuk menyambut si kecil. Salah satu persiapan yang sangat…
- 43
KESEHATAN KELUARGA Oleh: dr. Bagas Dyakso Darmojo (Dokter di RSUD Asy-Syifa’ KSB) Banyak orang mengidap hipertensi (tekanan darah tinggi) tanpa menyadarinya, karena penyakit ini cendrung tidak memiliki gejala yang signifikan. Peningkatan tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala. Bila demikian, gejala baru muncul setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak, atau…
- 42
KESEHATAN KELUARGA Oleh: dr. Jefry Pinondang Sianipar (Dokter Internsip di RSUD Asy-Syifa’ KSB) Penyakit jantung koroner sudah menjadi masalah kesehatan yang umum di berbagai belahan dunia saat ini. Menurut data dari badan kesehatan dunia (WHO), penyakit jantung koroner merupakan penyakit pembunuh orang nomor 1 di dunia. Angka kematian akibat penyakit…
- 41
KESEHATAN KELUARGA Oleh: dr. Jefry Pinondang Sianipar (Dokter Internsip di RSUD Asy-Syifa’ KSB) Fibrilasi Atrium (FA) merupakan gangguan irama jantung yang paling banyak dijumpai, dimana kondisi jantung menyebabkan denyut jantung menjadi tidak teratur. Pada tahun 2010, perkiraan jumlah laki-laki dan perempuan menderita FA mencapai 20,9 juta dan 12,6 juta orang…
- 40
KESEHATAN KELUARGA Oleh: dr. Carla Pramudita Susanto Menjaga kebersihan jadi langkah utama pencegahan penyakit menular, terutama penyakit yang berhubungan dengan gangguan saluran pernapasan, seperti COVID-19. Selain mencuci tangan, Anda bisa menggunakan disinfektan untuk membunuh kuman penyebab penyakit secara mandiri. Untuk itu, ketahui manfaat dan cara membuat disinfektan sederhana di rumah…
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.