“Pesona Mantar Luntur Oleh Infrastruktur”
Taliwang, KOBARKSB.com – Sejak ditetapkan sebagai Desa Budaya pada tahun 2014, keunikan dan kearifan lokal Desa Mantar mulai terkikis pelan-pelan, seiring dengan digenjotnya pembangunan infrastruktur oleh pemerintah daerah setempat. Ironisnya, infrastruktur yang dibangun di desa tersebut tidak sejalan dengan status Desa Budaya yang disandangnya. Seakan-akan status tersebut disematkan sedemikian rupa tanpa konsep yang matang, tidak seperti Desa-desa budaya yang ada di daerah lain di Indonesia.
Desa Mantar merupakan salah satu desa yang masuk wilayah Kecamatan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Nusa Tenggara Barat (NTB), yang berada di atas punggung bukit pada ketinggian 630 meter di atas permukaan laut. Desa Mantar mulai dikenal dunia sejak muncul di film layar lebar “Serdadu Kumbang” pada tahun 2011. Sosok Amek yang diperankan Yudi Miftahudin menjadi buah bibir saat itu. Yang tak kalah berkesan, pesona alam Desa Mantar yang menjadi latar belakang film itu menjadikan Mantar dijuluki “Negeri di Atas Awan”. Karena pada pagi hari atau setelah hujan, pemandangan berupa laut dan daratan akan lenyap, berganti awan putih.
Kini Desa Mantar sudah tidak asing lagi bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Mantar yang tenar dengan keunikan budayanya, berada di atas bukit pula, menjadikan wisatawan penasaran dan ingin berkunjung. Ditopang dengan spot paralayang-nya yang sudah mendunia, menjadikan Mantar sebagai destinasi wisata yang dilirik wisatawan mancanegara.
Mantar yang dahulu alami, tanpa adanya sentuhan infrastruktur modern, dengan jalan bebatuan dan terjal, tanpa jalan aspal ataupun beton, membuat rasa penasaran wisatawan begitu menggebu untuk ingin menginjakkan kakinya di Desa Mantar.
“Mantar sudah tidak alami seperti pertama kali kami memijakkan kaki di sana. Dulu untuk nyampe ke Mantar harus berjalan kaki. Udara segar mengiringi langkah para pendaki untuk menyusuri lereng bukit,” tutur Nurullah SIP, Alumni KKN Tematik Desa Mantar Angkatan 2012, Universitas Cordova, saat dijumpai media ini di rumahnya, kemarin.
Lanjut Nurullah, pengalaman KKN di Desa Mantar merupakan sesuatu hal yang tidak bisa terlupakan. Desa yang menjunjung tinggi adat istiadat, budaya dan lingkungan tanpa sentuhan modernisasi ditambah dengan masyarakat yang ramah dan santun menunjukkan kearifan lokal Mantar tersebut sangat terjaga.
“Akses menuju ke Mantar sangat sulit sekali pada saat itu. Namun meski demikian, rasa penasaran orang untuk mengunjunginya sangat kuat, meski harus berjalan kaki,” bebernya.
Berbeda dengan sekarang, keluh Nurullah, pada kunjungannya baru-baru ini, berbagai spot wisata yang dibangun Pemerintah setempat telah merubah berbagai macam akses yang ada di Mantar. Sebut saja, katanya, seperti akses jalan yang sudah diaspal, pamanto digusur, pembangunan pada kawasan wisata. Lewat itulah keasrian dan kealamian Mantar mulai hilang.
“Akses jalan mudah, rasa bosan pengunjung meningkat. Bahan material mudah nyampe ke sana. Seketika Mantar itu berubah, dan sekarang hanya dijadikan kunjungan tahunan untuk pelaksanaan event oleh Pemerintah Daerah,” tukasnya.
Andaikata, imbuh Nurullah, dari awal Mantar tidak disentuh oleh pembangunan, dan dijadikan Mantar sebagai desa kunjungan para pendaki. Kemudian kawasan wisata itu dikemas sealamia mungkin, maka lelahnya para pendaki akan terbayarkan oleh pemandangan “Negeri di Atas Awan” itu.
“Namun nasi sudah menjadi bubur. Kesalahan pada awal menata Desa Mantar menjadi Desa Budaya, membuat segalanya menjadi berantakan seperti yang terjadi saat ini,” pungkasnya. (kdon)
About The Author
Trending di KOBARKSB.com
- 73Taliwang, KOBARKSB.com - Selama 2 hari terakhir, hujan lebat disertai angin kencang dan petir dilaporkan terjadi di wilayah Taliwang, Sumbawa Barat. Akibatnya, salah satu pohon besar di jalan utama lintas Taliwang-Sumbawa tumbang dan menutupi seluruh bahu jalan. "Telah terjadi pohon tumbang yang menutupi ruas jalan utama lintas Taliwang-Sumbawa, Sabtu, (7/5),…
- 73Poto Tano, KOBARKSB.com - Bupati Sumbawa Barat, H W Musyafirin, berharap Desa Mantar, Kecamatan Poto Tano, menjadi pusat tenun di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Harapan itu disampaikan Bupati saat pembukaan Pameran Tenun Mantar, Jum’at, (24/11). Pameran Tenun Mantar sendiri merupakan program yang digagas PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN) berkolaborasi…
- 68Pelaksana Proyek: Itu Sudah Sesuai RAB Taliwang, KOBARKSB.com - Sebuah bangunan baru di kawasan Danau Lebo Taliwang yang tampak berdiri miring jadi sorotan publik. Menurut papan informasi proyek, bangunan itu akan menjadi Pusat Informasi Pengunjung (PIP). Proyek yang dibangun melalui APBD Provinsi tahun anggaran 2018 oleh Balai Konservasi Sumber Daya…
- 68Taliwang, KOBARKSB.com - Nasib naas menimpa Muhammad Alam, warga Kelurahan Telaga Bertong, Kecamatan Taliwang, Sumbawa Barat. Tidak lama setelah rumahnya ditinggal untuk berdagang, rumah panggung miliknya didapati tinggal puing akibat hangus terbakar. Menurut keterangan Polisi, yang disampaikan Kapolres Sumbawa Barat, AKBP Heru Muslimin, melalui Kasi humas, IPDA Eddy Soebandi, kepada…
- 68
- 68Sumbawa, KOBARKSB.com - Grup Band Legendaris SLANK, dilaporkan bakal hadir di Pulau Sumbawa untuk mengobati rasa rindu penggemarnya, sekaligus memeriahkan ajang bergengsi Kejuaraan Balap Motocross Dunia (MXGP), yang akan digelar di Samota, Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), pada tanggal 24-26 Juni 2022 mendatang. “Slank salah satu dari grup…
Eksplorasi konten lain dari KOBARKSB.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.