Taliwang, KOBAR – Pelaksanaan program konvensi minyak tanah (Mitan) ke gas yang merupakan program pemerintah pusat adalah solusi pemenuhan kebutuhan mitan bagi masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), namun sampai saat ini belum bisa dilaksanakan khusus di Pulau Sumbawa, karena masih menunggu Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN).
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM (Perindagkop dan UMKM), Ir Lalu Muhammad Azhar MM yang dikonfirmasi senin 8/9 kemarin mengaku, program itu seharusnya sudah dilaksanakan sejak tahun 2012, tetap terus molor dan terakhir akan dilaksanakan tahun 2014, tetapi dalam pembiayaan APBN tidak tertuang mata anggarannya.
“Untuk pelaksanaan program konvensi mitan ke gas 3 kg bisa saja baru dilaksanakan pada tahun 2015 mendatang, itu juga kalau teranggarkan, karena seluruh kegiatan konvensi dibiayai oleh pemerintah pusat,” beber Lalu Azhar sapaannya.
Lalu Azhar mengakui jika pihaknya telah mendatangi pemerintah provinsi untuk meminta agar pro aktif mendapatkan program tersebut, karena Bumi Pariri Lema Bariri sangat berharap dengan program tersebut, mengingat jumlah mitan yang diterima saat ini jauh dari kebutuhan ril masyarakat. “Program itu menjadi solusi atas kebutuhan mitan masyarakat,” lanjutnya.
Lalu Azhar tidak membantah jika terjadi antrian panjang di pangkalan saat ada pendistribusian mitan, karena jatah mitan yang didroping tidak sesuai kebutuhan. Dimana saat ini mitan dibutuhkan masyarakat kisaran 850 kilo liter, sementara yang bisa didroping atau jatah KSB hanya 240 kilo liter. Jatah itu sendiri saat masih tercatat sebagai kecamatan atau sebelum terjadi pemekaran.
Upaya untuk mendapatkan tambahan pendistribusian mitan sudah maksimal dilakukan pemerintah, termasuk beberapa waktu lalu Bupati KSB melayangkan surat dengan tujuan Pertamina Denpasar, dengan harapan bisa menjadi perhatian serius, namun sampai saat ini belum ada respon atau jawaban dari pihak perusahaan yang bertanggung jawab soal Bahan Bakar Minyak (BBM).
“Saya tidak pesimis bisa mendapatkan tambahan jatah, sehingga tetap melakukan beberapa upaya, termasuk mendatangi Pertamina sumbawa, agar bisa diberikan langkah tepat untuk mendapatkan tambahan mitan, karena memang kebutuhan masyarakat terus meningkat, atau setidaknya bisa segera terlaksana program konvensi mitan ke gas,” harapnya.
Agar tidak terjadi pengurangan jatah untuk masyarakat, semua pangkalan telah diingatkan untuk tidak melakukan transaksi penjualan mitan untuk kebutuhan perusahaan atau lembaga yang tidak direkomendasi. “Kami sudah mengingatkan pangkalan, bahwa mitan yang dijual untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, jadi bukan dijual kepada perusahaan manapun,” timpalnya.
Pantauan media ini di beberapa lokasi, para pemilik pangkalan tidak melayani masyarakat untuk pembelian banyak atau maksimal pada 5 liter saja. Opsi itu sebagai solusi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang berada dalam antrian. (kimt)