Mataram, KOBARKSB.com – Berdasarkan elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), diketahui bahwa angka stunting di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) tersisa satu digit, yaitu, 7,65 persen, hingga Agustus tahun 2023.
Hal itu menjadikan KSB sebagai satu-satunya daerah dengan angka stunting terendah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Oleh karena itu, Fud Syaifuddin, Wakil Bupati Sumbawa Barat, yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tampil di iNews TV untuk berbagi kiat sukses pihaknya dalam melawan stunting.
“Pertama, tentu saja kerja kolaborasi semua pihak. Kedua, sejauh mana keberpihakan pemerintah melalui program yang dijalankan mendukung upaya penurunan stunting itu sendiri,” kata Fud, Selasa, (26/9).
Di Sumbawa Barat, tuturnya, rata-rata kasus stunting terjadi atau ditemukan pada keluarga dengan kondisi ekonomi atau taraf hidup masuk kategori miskin. Sedangkan masalah kemiskinan ini menjadi salah satu persoalan besar yang sampai saat ini belum mampu dituntaskan pemerintah.
“Masyarakat kita ini kan ada yang mampu dan tidak mampu. Masyarakat yang mampu kita sentuh hatinya untuk ikut bertanggung jawab terhadap tetangga atau kerabatnya yang kurang mampu. Masyarakat yang tidak mampu secara perlahan kemudian kita ubah pola pikirnya, bahwa hidup sehat itu penting,” ujar Fud.
Sehingga program prioritas utama yang dilakukan Pemda KSB, bebernya, yakni, bagaimana mengentaskan kemiskinan melalui sejumlah program unggulan. Seperti santunan yang diberikan setiap bulan untuk keluarga miskin, baik melalui APBD maupun sumbangan ataupun dukungan pihak ketiga.
“Termasuk beberapa program pendukung lainnya. Program pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat pun menjadi prioritas. Ketika kebutuhan dasarnya terpenuhi, masyarakat bisa fokus untuk hal lain yang lebih produktif. Bagaimana mau mengatur pola makan yang sehat, sementara untuk dimakan saja itu masih susah. Itu lah kenapa program perlindungan dasar maupun pemenuhan kebutuhan dasar menjadi prioritas yang kita laksanakan di awal,” tandasnya.
Setelah kebutuhan dasar terpenuhi, lanjut Fud, pemerintah kemudian mulai menyentuh hati masyarakat yang masuk dalam kategori mampu tentang bagaimana mereka memiliki tanggung jawab dengan orang maupun lingkungan sekitar.
“Kita ada namanya membangun jalan pikiran. Program ini bagaimana mengubah pola pikir, jalan pikiran masyarakat untuk ikut terlibat dan bertanggung jawab dengan kondisi sekitar melalui gotong royong,” beber Fud.
Program itu, terang Fud, kemudian diperkuat dengan berbagai regulasi hingga perangkat pendukung secara langsung di lapangan. Pemda KSB membentuk 228 Posyandu Gotong Royong. Anggota atau bagian penting yang dilibatkan dalam Posyandu Gotong Royong ini, jelasnya, adalah Agen Gotong Royong (AGR) sebanyak 700 orang.
“Agen ini lahir berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun 2021 tentang perubahan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2016 tentang Program Daerah Pemberdayaan Gotong Royong. Gotong royong di Sumbawa Barat bukan hanya sebatas nilai. Tapi kita berdayakan dan kita perkuat dengan sebuah regulasi bernama Perda,” terang Fud.
Adapun tugas Agen yang tersebar di 228 Posyandu Gotong Royong tersebut, kata Fud, yaitu, memastikan masyarakat yang ada di wilayah kerja posyandu itu terlayani dengan baik. Baik di bidang kesehatan, pendidikan, pemenuhan kebutuhan dasar maupun bidang terkait lainnya.
“Keberadaan Posyandu Gotong Royong, bukan saja sebagai tempat kegiatan rutin melaksanakan program posyandu. Posyandu Gotong Royong juga dijadikan sebagai sarana berdiskusi, eksekusi dan evaluasi,” kata Fud.
Selain Agen, tambah Fud, pihaknya juga melibatkan langsung seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk bertanggung jawab penuh terhadap kondisi atau lingkungan tempat tinggal masing-masing.
“ASN kita berdayakan juga. Selain mengawasi kondisi lingkungan minimal tempat tinggal sekitar, mereka juga harus mengawasi secara langsung kegiatan Posyandu Gotong Royong. Peranan ASN ini kita perkuat dengan Peraturan Bupati,” ungkapnya.
Lantas apa program langsung untuk menurunkan stunting? Fud pun menjawab, bahwa pihaknya mencetus program Dapur Sehat Cegah Stunting (DASHAT). Program ini merupakan kolaborasi antara Pemda KSB dengan Yayasan Care Peduli yang disupport langsung PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).
“Program ini fokus memberikan makanan sehat untuk anak-anak di wilayah lingkar tambang. Ada juga program Keluarga Bahagia Bebas Stunting (KEBAS). Pencegahan stunting dimulai dari tingkat desa, kecamatan hingga kabupaten. Kita mulai dari mencegah terjadinya pernikahan usia dini. Karena rata-rata mereka yang menikah muda, tingkat pengetahuan mereka tentang cara merawat anak, menyusui dan melaksanakan pola hidup sehat dan bersih masih kurang. Ini juga menjadi penyumbang stunting,” demikian Wakil Bupati Sumbawa Barat. (*/kdon)
About The Author
Trending
- 87Mataram, KOBARKSB.com - Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (Pemda KSB) mendapat penghargaan dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI, karena berhasil menjadi kabupaten dengan angka stunting terendah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Penghargaan ini diserahkan Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo, kepada Wakil Bupati Sumbawa Barat, Fud Syaifuddin, di Mataram,…
- 78Taliwang, KOBARKSB.com - Sebanyak 1.701 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), dilaporkan telah mulai menerima bantuan dana tunai dari pemerintah setempat. Penerima bantuan ini adalah masyarakat yang masuk dalam kategori keluarga miskin ekstrem. Setiap KPM akan menerima bantuan Rp 600 ribu per bulan dan diberikan selama 6…
- 72Taliwang, KOBARKSB.com - Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (Pemda KSB) kini telah menyediakan jaringan internet khusus secara gratis bagi mereka yang datang berkunjung atau sekedar nongkrong sambil browsing berbagai informasi terbaru di Komplek Kemutar Telu Center (KTC), Taliwang. Program bernama KTC SMART ini, kini bisa diakses di 5 akses poin dalam…
- 72Taliwang, KOBARKSB.com - Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD), Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada hari Selasa, (20/2), mengadakan rapat koordinasi terkait rencana pembuatan Website Desa dengan Open Sistem Informasi Desa (OpenSID), Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Desa, dan Komunitas…
- 71Taliwang, KOBARKSB.com - Stasiun Geofisika, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Mataram, melaporkan, bahwa pada hari Selasa, 25 Oktober 2022, pukul 09.11.23 WITA, wilayah Sumbawa Barat diguncang gempa bumi berkekuatan M 4,4. Menurut hasil analisis BMKG, episenter gempa bumi ini terletak pada koordinat 9.02° LS; 117.00° BT, atau tepatnya berlokasi…
Komentar