Poto Tano, KOBAR – Jika selama ini masyarakat umumnya hanya tahu bahwa kopi cuman bisa tumbuh di dataran tinggi saja. Tentu hal itu keliru! Pohon kopi juga bisa tumbuh di dataran rendah. Pohon kopi robusta dapat tumbuh di ketinggian yang rendah, iklim yang panas, dengan kondisi air sedikit. Kopi robusta bisa tumbuh di lahan dengan ketinggian di bawah 1.000 mdpl (meter di atas permukaan laut).
Selain itu, pohon kopi robusta cenderung lebih tahan terhadap hama dan penyakit. Para petani kopi lebih gampang menanam dan merawat kopi robusta dibandingkan kopi arabika. Karena kopi arabika harus ditanam di daerah pegunungan dengan ketinggian 1.000-2.000 mdpl. Suhu daerah menanam kopi arabika berkisar 14-24 derajat celcius.
Berdasarkan hasil riset dan kajian yang mendalam, Kementerian Pertanian (Kementan) di bawah payung kegiatan Riset Pengembangan Inovatif Kolaboratif (RPIK), dilaporkan telah melaksanakan tanam perdana kopi robusta dan rumput biograss agrinak di lahan kering iklim kering yang berlokasi di Desa Senayan, Kecamatan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kegiatan ini merupakan bagian dari Pengembangan Pertanian Adaptif Berbasis Inovasi pada Agroekosistem Lahan Kering Iklim Kering (PETANI LKIK), berkolaborasi dengan 11 UK/UPT di Kementerian Pertanian dan Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat. Di bawah payung kegiatan Riset Pengembangan Inovatif Kolaboratif (RPIK), PETANI LKIK berbentuk demfarm seluas 100 ha, yang secara bertahap menerapkan teknologi modern, baik dalam penyediaan sumberdaya air maupun dalam teknologi budidaya jagung.
“Nanti akan dibentuk Demfarm seluas 100 ha secara bertahap, yang dilengkapi dengan teknologi modern terutama untuk penyediaan air dan juga budidaya jagung sebagai komoditas utama di sini,” kata Mastur PhD, Kepala BB Biogen, mewakili Kepala BBSDLP Kementan, pada acara tanam perdana kopi robusta dan rumput biograss agrinak di Desa Senayan, Senin, (30/8).
Dengan tanam perdana kopi robusta dan rumput biograss agrinak ini, lanjutnya, menandai resminya Kegiatan Pengembangan Pertanian Adaptif Berbasis Inovasi Pada Agroekosistem Lahan Kering Iklim Kering (PETANI LKIK) di KSB.
“PETANI LKIK merupakan bagian program Riset Pengembangan Inovatif Kolaboratif (RPIK) Balitbangtan pada fase Program Penelitian Unggulan (PPU) Tahap 2, yang menyasar agroekosistem lahan kering iklim kering di NTB. Selain lahan kering dataran tinggi di Sumatera Barat dan lahan kering masam di Lampung,” jelasnya.
Mastur pun menerangkan, bahwa sejak April 2021, BBSDLP telah melakukan survei yang meliputi sumberdaya lahan, kesuburan tanah, penyusunan rekomendasi pemupukan, analisis sosial ekonomi, dan kelembagaan, serta eksplorasi sumberdaya air. Oleh karena itu, PETANI KLIK ini kedepan, katanya, akan sarat dengan fasilitas pendukung dalam budidaya jagung sebagai komoditas utama.
Dengan desain jaringan irigasi dan jaringan pipa yang disalurkan ke sumur yang ada, tambahnya, diharapkan menjadi titik ungkit yang dapat mendongkrak produksi jagung di Sumbawa Barat. Selain itu, pada Demfarm tersebut juga disiapkan teknologi konservasi tanah untuk komoditas kopi, mete, rumput biograss agrinak, dan penanganan pasca panen jagung, hingga pengembangan kelembagaan petani.
“Semoga ini (PETANI LKIK) mampu mendorong dan menjadi show window pertanian modern bagi Sumbawa Barat. Memajukan pertanian di NTB, serta meningkatkan pendapatan petani,” pungkasnya.
Sementara itu, Bupati Sumbawa Barat, H W Musyafirin, dalam sambutannya, menyampaikan terima kasih kepada segenap jajaran Badan Litbang Pertanian baik pusat maupun daerah, atas kepercayaannya, yang telah memilih KSB sebagai lokasi percontohan pengembangan pertanian lahan kering iklim kering.
“Saya yakin dengan dukungan inovasi Balitbangtan dan kerjasama para peneliti dan penyuluh kegiatan ini, akan mendatangkan manfaat yang besar, khususnya bagi petani LKIK. Mudah-mudahan dengan bimbingan dari teman-teman dari Balitbang ini, hal-hal seperti itu akan bisa kita wujudkan,” demikian Bupati Sumbawa Barat. (kdon)
About The Author
Trending di KOBARKSB.com
- 52Taliwang, KOBARKSB.com - Setelah sempat di bawah hak pengelolaan PT Eco Solution Lombok (PTESL). Pulau Kalong, yang merupakan salah satu pulau kecil dalam gugusan pulau-pulau kecil di kawasan Gili Balu, Kecamatan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), dilaporkan telah berpindah hak pengelolaan kepada PT Gili Kalong Lestari (PTGKL). Hal itu…
- 51Taliwang, KOBARKSB.com - Selama 2 hari terakhir, hujan lebat disertai angin kencang dan petir dilaporkan terjadi di wilayah Taliwang, Sumbawa Barat. Akibatnya, salah satu pohon besar di jalan utama lintas Taliwang-Sumbawa tumbang dan menutupi seluruh bahu jalan. "Telah terjadi pohon tumbang yang menutupi ruas jalan utama lintas Taliwang-Sumbawa, Sabtu, (7/5),…
- 50Mataram, KOBARKSB.com - Persoalan keterbukaan aliran dana CSR PT Amman Mineral Nusa Tenggara (PT AMNT) yang terus dituntut sejumlah elemen masyarakat di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), memancing Gubernur NTB, Zulkieflimansyah, buka suara. "Ada teman yang ngasih tahu saya, bahwa ada yang kasih info ke teman-teman…
- 49Seteluk, KOBAR - Jelang akhir tahun anggaran 2021, Komisi III DPRD KSB dilaporkan intens turun ke lapangan untuk memantau sejumlah proyek pemerintah yang didanai oleh APBD KSB. Salah satu diantaranya adalah Proyek Embung Tobang yang berada di Kecamatan Seteluk, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Proyek Embung Tobang ini telah dikerjakan sejak…
- 49Poto Tano, KOBARKSB.com - Penyelundupan daging babi seberat 90 Kg dari Pulau Sumbawa dengan tujuan Pulau Bali, dilaporkan telah berhasil digagalkan petugas Karantina Pertanian Sumbawa wilayah kerja Pelabuhan Ferry Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). “Daging tersebut rencananya akan diseberangkan ke Pulau Dewata, Bali, dengan modus disembunyikan di truk barang…
- 49Poto Tano, KOBARKSB.com - 7 ekor kambing yang rencananya akan diseberangkan ke Pulau Lombok dari Sumbawa terpaksa harus dikembalikan ke tempat asal mereka, karena ditolak nyebrang oleh petugas Karantina Pertanian Sumbawa Wilker Pelabuhan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat. "Kambing-kambing ini tidak dilengkapi dengan dokumen kesehatan dari daerah asal. Selain itu,…