Taliwang, KOBAR – Harga jual gabah petani diprediksi akan terus anjlok, mengingat pada minggu pertama April ini bakal ada aktifitas panen, sehingga jumlah produksi terus bertambah, sementara sampai saat ini harga jual gabah kering panen sudah jauh di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
Informasi terakhir yang diterima media ini, harga gabah dengan dengan kategori Gabah Kering Panen (GKP) sudah diangka Rp 3.200 perkilo, sementara HPP yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 3.700 perkilo.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Pelaksana Penyuluh Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BKP5K), Ir Mansyur Sofyan MM, tidak membantah jika harga jual gabah saat ini jauh dibawah HPP, bahkan tidak dibantah kalau ada ancaman harga jual gabah akan terus anjlok.
“Bisa saja harga gabah akan terus anjlok, karena dalam waktu dekat bakal banyak petani yang akan memanen, sehingga jumlah produksi akan melimpah,” ucapnya.
Disampaikan Mansyur Sofyan, hasil analisa awal yang telah dilakukan, terus turun harga jual gabah lebih disebabkan serentaknya panen dan banyaknya penjualan gabah yang dilakukan petani, padahal petani telah diingatkan untuk berani tidak menjual saat harga mulai turun, termasuk diharapkan untuk melakukan kegiatan tambahan, yaitu mengeringkan gabah sebelum dijual, karena harganya jauh lebih tinggi.
Pada kesempatan itu Mansyur Sofyan mengatakan, salah satu langkah yang harus dilakukan para petani adalah keberanian untuk menahan gabah hasil panen atau tidak menjual terlebih dahulu, sampai harga normal atau melakukan penjemuran sampai kaar air pada lisaran 14 persen dengan kategori Gabah Kering Giling (GKG).
“Kalau petani mau menjemur terlebih dahulu gabah yang dipanen sampai maksimal mengandung kadar air 14 persen atau sering disebut GKG, maka harga jual jauh lebih tinggi, karena HPP untuk GKG sebesar Rp 4.150 perkilo, jadi petani akan lebih untung,” ungkapnya.
Terkait dengan penggunaan dana pengaman Harga Dasar Gabah (HDG), Mansyur Sofyan tidak bisa memberikan komentar, mengingat kewenangan itu tidak didalam lingkup Satuan Kerja (Satker) yang dipimpinnya.
“Biasanya pemerintah melakukan intervensi pengamanan harga gabah dengan menggunakan anggaran pemerintah, namun untuk hal itu, saya tidak bisa memberikan komentar, karena bukan domain BKP5K,” urainya.
Di tempat terpisah, anggota komisi II DPRD KSB, Abidin Nasar SP meminta pemerintah untuk segera mengambil langkah serius dan kongkrit, sehingga petani tidak merugi.
“Saya minta pemerintah harus segera bersikap dan mengambil langkah kongkrit agar masalah anjloknya harga gabah tidak berlarut,” tandas politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu. (kimt)
About The Author
Trending di KOBARKSB.com
- 45Taliwang, KOBAR - Merebaknya kasus gagal panen di wilayah Kecamatan Brang Ene beberapa waktu lalu, membuat pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) berencana memproteksi petani melalui asuransi khusus. Asuransi yang digulirkan pemerintah KSB kepada petani ini, merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah guna mengganti kerugian petani jika mengalami gagal panen. Kepala Dinas Kehutanan…
- 42Luasnya lahan pertanian dan perkebunan yang dimiliki Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), ternyata tidak menjamin daerah ini makmur dan mandiri dalam hal pangan. Karena toh sampai saat ini, kebutuhan pangan di KSB masih tergantung dari pasokan daerah lain. Padahal berdasarkan data Dinas Kehutanan Perkebunan dan Pertanian setempat, Lahan kering yang digunakan…
- 42“Babinsa Taliwang Bantu Petani Selamatkan Padi” Taliwang, KOBAR - Akibat curah hujan yang tinggi beberapa hari lalu, mengakibatkan luapan air saluran Danau Lebo Taliwang naik, dan menggenangi padi milik warga sekitar. Akibatnya, puluhan hektar sawah milik petani Kelurahan Sampir terendam banjir, dan hampir dipastikan gagal panen. Nasrullah (49), Petani, warga…
- 40Ditariknya sejumlah kewenangan penyuluhan ke Provinsi, membuat masyarakat di Kabupaten/Kota ketar ketir. Bagaimana tidak, dulu ketika penyuluh di bawah koordinasi Kabupaten saja masih dipandang belum optimal. Apalagi kalau rentang jarak koordinasinya semakin jauh. Belum lagi, ketika hubungan antara Kabupaten/Kota tidak terjalin baik. Sejarah mencatat, bahwa Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB)…
- 40“Hanya Bisa Andalkan Jukung” Brang Rea, KOBAR - Petani yang berada di Dusun Ponjok, Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, selama ini kesulitan untuk mengangkut gabah hasil panen, karena antara lahan pertanian dengan pemukiman dipisah oleh sungai Brang Rea. Untuk mengangkut gabah hasil panen, termasuk gabah yang sudah dijemur, petani setempat…
- 39Taliwang, KOBAR - Mayoritas Petani di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) dikabarkan tak tertarik untuk melakukan budidaya kedelai, sebab hasilnya dianggap sangat jauh dari menguntungkan. Minat petani menanam kedelai yang rendah ini tercermin dari terus tidak terealisasinya target tanam dan produksi komoditas ini, seperti yang telah dipatok Dinas Pertanian Perkebunan dan…
Eksplorasi konten lain dari KOBARKSB.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.